Liputan6.com, Jakarta Sebuah klub komedi terkenal di dunia, Top Secret Comedy Club di Covent Garden, London, melarang calon penonton yang suntik botox untuk datang menyaksikan penampilan para komika. Pengelola klub bahkan menyiapkan tes eskspresi untuk menguji apakah calon penonton bisa berekspresi dengan wajar.
Baca Juga
Mengutip NY Post, Sabtu, 8 Maret 2025, tes ekspresi yang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan identitas standar di pintu depan itu dimulai pada 5 Maret 2025. Tes dilakukan untuk menjamin semua orang yang masuk dapat menggambarkan betapa lucu atau tidak lucunya sebuah lelucon.
Advertisement
Tes tersebut diterapkan setelah para komika berulang kali mengeluh melihat penonton dengan wajah datar setelah menceritakan lelucon terbaik mereka. "Para komika kami yang sangat berbakat muak tampil untuk wajah yang tak bereaksi," kata pemilik Mark Rothman kepada The Independent.
"Saya telah menerima banyak keluhan dari para pemain yang merasa semakin sulit untuk mengukur keterlibatan penonton dan menanggapi reaksi mereka," sambungnya.
Botox adalah nama merek dari injeksi neurotoxin paling populer, yang sementara waktu mengganggu saraf untuk berkomunikasi dengan otot, yang mencegahnya berkontraksi, seringkali mengurangi intensitas ekspresi wajah. The Independent melaporkan diperkirakan satu juta injeksi Botox diberikan di Inggris tahun lalu.
"Meskipun ini mungkin membuat Anda terlihat lebih muda, itu tidak akan membantu Anda masuk ke Top Secret Comedy Club," ucapnya.
"Komedi berkembang dengan koneksi, dan ekspresi wajah memainkan peran besar. Kami ingin orang-orang tertawa, menangis, mengerutkan kening, mencemooh, tetapi wajah kaku akibat Botox berdampak pada seluruh suasana," kata Rothman.
Curhat Komika Dapat Penonton yang Suntik Botox
Penelitian telah menunjukkan bahwa Botox yang disuntikkan ke dahi mengubah kimia otak orang, berdampak pada cara mereka menafsirkan emosi orang lain. "Kami berharap dengan menguji larangan ini dapat membantu menggerakkan jarum dan mengembalikan reaksi wajah ke ruangan - untuk kebaikan para komika dan penonton kami," kata Rothman.
Andrew Mensah, seorang komika yang secara teratur tampil di tempat tersebut, mendukung keputusan tersebut. "Tampil untuk penonton dengan wajah kaku bisa sangat sulit," tegasnya.
"Komedi itu berjalan dua arah - kami mendapatkan energi dan reaksi dari penonton. Mark dan tim selalu menyusun ide-ide baru untuk mendukung kami para komika - ini pasti ide terbaiknya," ia menyambung.
Efek wajah yang kaku juga dialami Meghan Trainor setelah menyuntik wajahnya dengan Botox. Ia mengaku tak bisa tersenyum bebas lagi setelah terlalu banyak melakukan suntik botox.
"Aku terlalu banyak suntik Botox dan aku butuh bantuan!" ungkap penyanyi No itu di podcast-nya Workin’ on It bersama saudara laki-lakinya, Ryan Trainor, dan suaminya, Daryl Sabara, dikutip dari Page Six, Senin, 2 Desember 2024.
Advertisement
Meghan Trainor Rasakan Efek Suntik Botox di Wajah
Trainor mengaku bersalah bereksperimen dengan suntik botox di wajahnya. Awalnya, ia hanya menyuntikan racun Botulinum itu ke dahinya hingga seseorang meyakinkannya untuk melakukan lip flip agar bibir atasnya terlihat lebih penuh.
"Bahwa kau bisa memiliki lip flip yang indah di bibir atas dan aku bisa memilikinya untuk pertama kalinya dalam 30 tahun hidupku. Itu tidak benar," katanya.
"Selain itu, aku tidak bisa tersenyum lagi," lanjut bintang pop itu. "Lihat, ini senyuman terlebar yang bisa kulakukan. Di mana pun aku pergi, aku tidak bisa tersenyum. Wajahku sakit untuk tersenyum, bahkan untuk mencoba."
Meghan kemudian menunjukkan foto dirinya sedang menggendong anjing di penampungan. Ia mengaku saat itu sebenarnya sedang bahagia, tapi kemampuan tersenyumnya yang hilang membuat ekspresi wajahnya aneh.
"Aku tidak terlihat bahagia. Aku terlihat seperti mencium kentut seseorang," ia mengkritik dirinya sendiri. Meski begitu, penyanyi kelahiran Amerika Serikat tersebut tak kapok untuk memperbaiki penampilan lewat jalur instan.
Teknik Perawatan Kecantikan Pengganti Botox dan Filler
Sementara, penyanyi Charli XCX beralih dari menggunakan botox dan filler menjadi terapi polinukleotida. Ia menganggap filler 'agak berlebihan' baginya.
Saya melakukan hal yang disebut polinukleotida, seperti suntikan di wajah - agak mirip dengan vitamin yang dalam. Saya juga menggunakan Dalacin dan Differin untuk kulit saya. Tetapi, lakukan riset sendiri - apa yang cocok untuk saya/kulit saya/perasaan saya, tidak selalu cocok untukmu," katanya saat menjawab pertanyaannya penggemarnya via Instagram, dikutip dari Vogue, Minggu, 5 Januari 2025.
Terkait perawatan tersebut, ahli bedah plastik bersertifikat ganda David Sheafer mendukung teknik perawatan kecantikan yang diterapkan Charli XCX. Ia menerangkan bahwa polinukleotida adalah contoh biostimulator, yakni senyawa yang disuntikkan ke dalam dermis (lapisan kulit terdalam) dengan tujuan merangsang pertumbuhan jaringan baru, mendorong kulit untuk menghasilkan volumenya sendiri alih-alih menambah volume dengan filler dermal.
"Biostimulator merangsang produksi kolagen alami tubuh Anda untuk meningkatkan tekstur dan kekencangan kulit," kata Dr. Shafer. "Anda dapat melihat bahwa perawatannya berfokus pada kualitas kulit," sambungnya. "Filler dermal, di sisi lain, memberikan struktur dan definisi."
Advertisement
