Dukung Pengembangan Karbon, IDCTA Gelar Carbon Digital Conference 2023

Riza menambahkan, CDC 2023 juga akan menjadi ajang bagi perusahaan rintisan teknologi iklim untuk menunjukkan kekuatan inovatif mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2023, 12:23 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2023, 12:16 WIB
Konsisten Lanjutkan Komitmen Keberlanjutan
Komitmen keberlanjutan dengan mendorong operasional yang rendah karbon dan ramah lingkungan. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia Carbon Trade Association (IDCTA) akan menggelar event Carbon Digital Conference 2023 pada 8-10 November 2023 di Bali. Forum ini merupakan salah satu upaya guna mengembangkan perdagangan karbon di Indonesia.

Ketua IDCTA Riza Suarga mengatakan, Carbon Digital Conference akan menjadi forum diskusi antara pelaku perdagangan karbon dan digital dalam membahas sejumlah tantangan dan juga kendala yang dihadapi seputar ekonomi perdagangan karbon.

"CDC 2023 akan mengajak para pelaku perdagangan karbon dan digital untuk menjelajahi berbagai cara mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam ekonomi karbon Indonesia, yang bernilai potensial sebesar US$565,9 miliar," kata Riza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (30/10/2023).

"Platform ini membuka peluang untuk meningkatkan kesetaraan pendapatan di seluruh provinsi melalui pembentukan peran ramah lingkungan seperti konservasi, reboisasi, pertanian berkelanjutan, dan ekowisata," imbuh dia.

Riza menambahkan, CDC 2023 juga akan menjadi ajang bagi perusahaan rintisan teknologi iklim untuk menunjukkan kekuatan inovatif mereka. Ajang ini juga merupakan upaya untuk mempercepat kemajuan menuju target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan kemampuan sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Menurut Riza, para peserta CDC 2023 bisa menemukan dunia yang penuh dengan pertumbuhan dan inovasi di ajang ini. Selain itu, para peserta juga akan mendapatkan wawasan dari para ahli serta menjalin koneksi global dengan pelaku perdagangan karbon dan digital.

 

Potensi Perdagangan Karbon

Bebas Polusi dan Ramah Lingkungan Jadi Konsep Gedung Sekolah di Jakarta
Pelajar melewati koridor sekolah di SDN Ragunan 08 yang termasuk sekolah berkonsep net zero carbon di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Pemprov DKI telah meresmikan empat sekolah berkonsep net zero carbon atau bangunan dengan emisi rendah yang sebagian energinya dipasok dari sumber energi terbarukan sehingga emisi karbonnya sangat minim. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI (KLHK) memprediksi potensi perdagangan karbon di Indonesia mencapai Rp350 triliun, lantaran Indonesia mampu menyerap sekitar 113,18 gigaton karbon. Nilai tersebut diperoleh dari luasnya hutan hujan tropis yang merupakan terbesar ketiga dunia dengan luas area 125,9 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sebesar 25,18 miliar ton.

Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3,31 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon sekitar 950 ton karbon per hektare atau setara 33 miliar karbon untuk seluruh hutan mangrove, ditambah lahan gambut terluas di dunia dengan area 7,5 juta hektare yang mampu menyerap emisi karbon mencapai sekitar 55 miliar ton.

CDC 2023 diselenggarakan oleh IDCTA bekerja sama dengan International Emission Trading Association (IETA), PwC Indonesia dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Untuk hadir di forum Carbon Digital Conference bisa mendaftar di tautan https://www.carbondigitalconference.id/event/register. Tiket regular untuk tiga hari dijual dengan harga US$700. Khusus mahasiswa atau dosen bisa menghadiri acara ini tanpa dipungut biaya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya