Liputan6.com, Yogyakarta - Open house yang digelar Gubernur DIY Sultan HB X dihadiri ribuan warga. Tua muda, laki,dan perempuan berebut ingin bertemu Raja Kraton Yogyakarta itu. Tak terkecuali Prengilah.
Nenek 57 tahun itu sejatinya sedang sakit. Namun keinginan yang besar untuk bisa bertemu Sultan membuat warga Kembang Songo, Trimulyo, Bantul, itu melupakan sakitnya dan rela berhimpit-himpitan dengan warga lain untuk bertemu Sultan.
Terlihat Nenek Prengilah datang ke Bangsal Kepatihan sambil membawa alat bantu pernafasan (oksigen kecil). Dibantu tim medis, Prengilah berdesak-desakan dengan warga lain.
Petugas kemudian menuntunnya ke serambi bangsal dan memberinya minuman. Setelah istirahat beberapa menit, dia kembali dituntun petugas keamanan untuk bersalaman dengan Sultan. "Kulo sayah niki (saya kecapean ini)," ujar Nenek Prengilah, Senin (4/8/2014).
Kedatangan Prengilah tak terjadi begitu saja. Dia sudah lama membuat persiapan agar bisa bertemu Sultan. Bersama rombongan warga kampungnya, Prengilah sampai di Kepatihan pukul 07.00 WIB.
Menurut Prengilah, kedatangannya ke Kraton dengan menumpang bus merupakan yang ketiga kalinya. "Tiap tahun ke sini ketemu Sultan. Ini yang ketiga kalinya. Tadi sama rombongan ," ujar dia.
Sambil memegang kakinya, Prengilah berjalan agak pincang dituntun petugas menuju tempat hidangan sebelah timur Bangsal Kepatihan. Ia mengaku harapannya tercapai dan sangat senang dapat bertemu Sultan. "Remen (senang). Remen," kata dia.
Prengilah masih terlihat mengantre untuk bertemu dan bersalaman dengan Sultan ketika terjadi aksi dorong-mendorong di serambi depan Bangsal Kepatihan. Petugas menggunakan pengeras suara meminta masyarakat tidak saling dorong.
Dari barisan antrean, terdengar ucapan warga yang kecewa dengan aksi beberapa warga yang menyerobot antrean. Terlebih ketika barisan Kepolisian Resort Kota Yogyakarta langsung mengambil jalur antrean tanpa menunggu giliran. Â
"Huuu...huuu..." teriak warga. Namun barisan polisi itu terus saja berjalan untuk bertemu Sultan. (Sss)