Liputan6.com, Yogyakarta - Kasus kematian wartawan Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin (Udin), memasuki tahun ke-18 hari ini, Rabu (13/8/2014). Tapi hingga sekarng, kasus kematian Udin belum juga terungkap.
Hal ini membuat Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (Pusham UII) membuat komik berjudul "Menagih Tanggung Jawab Polisi untuk (Alm) Udin".
Komik tersebut dibuat oleh Komikus Andi Purnawan Putra. Menurut Andi, komik ini dibuat lantaran dilanda beban. Dia ingin menyuarakan kebenaran yang belum terungkap melalui komik.
Masih kata Andi, kasus yang belum tuntas akan membuat beberapa tokoh yang terlibat dalam kasus Udin akan sangat sensitif. Apalagi di dalam komik tersebut di gambar orang-orang tertentu. Sementara dia sendiri tidak mempunyai perlindungan pasca-pembuatan komik.
"Waktu itu saya tanyakan kepada Pusham, perlindungan apa yang saya dapatkan jika membuat komik ini. Soalnya saya gambar orang-orang tertentu. Saya dapat gambar dari berbagai sumber nah saya khawatir kalau ada anak, saudara, atau kolega yang nggak terima dengan gambar ini pasti nyari dan ngincer saya," ujar Andi di kantor Pusham UII Rabu (13/08/2014).
"Temen disini (Pusham) juga angkat tangan. Lho saya kan tidak ikut dalam editing. Saya akan tambah beban gitu kan, wis fee cilik ra cukup waktu mepet terus (sudah bayaran kecil, waktu mepet) ngga ada orang yang garap ini. Ini bentuk karya saya dan saya nggak dapat perlindungan," ungkap dia.
Andi menjelaskan, sangat sulit mencari data tokoh yang ada dalam kasus Udin. Walaupun begitu, Andi mengatakan komiknya sudah dibuat maksimal dengan jangka waktu yang mepet.
Selama dua bulan proses, akhirnya komik 38 halaman ini tuntas. Komik menceritakan Udin mulai dari keluarga Udin yang sederhana, pendidikan, terjadinya pembunuhan, serta proses panjang mendapatkan keadilan.
"Ada dua bulan tapi satu bulan nggak dapat data. Saya cuma dapat buku. Setelah saya dapat (data) saya cuma dapat waktu sekitar satu bulan. Tidak efektif untuk bikin komik," ujar Andi.
Buku komik yang dibuat oleh Sumiardi sebagai penulis dan Andi sebagai ilustrator ini diterbitkan Pusham UII Yogyakarta. Andi menjelaskan media komik memang pas dengan tujuan pembelajaran kasus Udin yang belum terungkap hingga saat ini.
"Komik lebih dekat dengan anak remaja. Bukan kontennya tapi media komik ini memang efektif. Dan karya ini memang ada kepingan-kepingan yang kurang sehingga mereka akan mencari, browsing, ini sensasi sendiri. Semoga kesempurnaan datang ketika mencari kebenaran itu," ujarnya.
Sementara itu Direktur Pusham UII Eko Riyadi mengatakan, melalui komik ini kasus Udin tidak akan kadaluarsa pada Agustus 2014. Pasalnya sejak terjadinya kasus Udin pada 1996, pelaku belum sama sekali diproses secara hukum walaupun hanya tahap penyidikan.
"Sementara kasus yang pernah dilakukan ke pengadilan adalah kasus rekayasa yang telah batal oleh pengadilan melalui putusan bebasnya. Kami tidak ingin polisi gagal menyelesakkan kasus Udin," ujarnya. (Ein)