Liputan6.com, Jakarta - Situs megalitikum Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat diyakini sebagai keraton atau istana Raja Siliwangi, Prabu Siliwangi. Di situs yang lebih tepat dikatakan bukit ini, juga berkembang cerita bahwa Prabu Siliwangi pernah mendiami keraton yang diceritakan berada di zaman Kerajaan Padjajaran.
Juru Pelihara atau Juru Kunci Gunung Padang Nanang mengatakan, Gunung Padang sebagai pusat kehidupan. Karena berada di tengah dan dikelilingi pegunungan dan perbukitan, seperti Gunung Gede-Pangrango, Gunung Pasir Baluh, Gunung Batu, Gunung Gede-Pangrango, dan Bukit Ciwangun.
"Gunung Padang itu inti. Berada di tengah dan dikelilingi gunung-gunung, bukit-bukit," kata Nanang, Cianjur, Jawa Barat, Jumat (19/9/2014).
Advertisement
Nanang menuturkan, Gunung Padang tak cuma sekedar situs yang ditengarai adalah keraton atau istana, tapi juga memiliki makna tersendiri. Makna itu yang diturun-temurunkan dari para orang tua dulu. Yakni Niti Taraje Nincak Hambalang.
"‎Menurut orang tua dulu ini bermakna Niti Taraje Nincak Hambalang.‎ Artinya, kehidupan tidak bisa instan, harus berjalan bertahap. Harus ada prosesnya. Berdoa, berikhtiar, baru apa yang diinginkan bisa didapatkan," jelas dia.
Dari sisi namanya, 'Gunung Padang', Nanang juga punya‎ cerita yang dikisahkan dari kakeknya. Bahwa nama Gunung Padang itu punya arti Bukit Cahaya atau Bukit Penerang yang menjadi sumber cahaya atau penerangan bagi masyarakat sekitarnya.
"Padang itu artinya terang atau cahaya. Jadi artinya Gunung Padang itu bukit cahaya. Sumber penerangan," papar Nanang.
"Jadi kalau orang-orang yang ingin minta petunjuk harus datang ke sini dengan hati. Berdoalah ke Tuhan YME, jangan puja batunya atau gunungnya," imbuh Nanang seraya mengimbau.