Muncul Gempa Tremor, Aktivitas Gunung Slamet Masih Tinggi

Gempa tremor harmonik di Gunung Slamet, muncul sejak beberapa hari lalu.

oleh Idhad Zakaria diperbarui 25 Sep 2014, 18:01 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2014, 18:01 WIB
Gunung-Slamet-Meletus
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Banyumas - Aktivitas vulkanik Gunung Slamet hingga saat ini masih tergolong tinggi. Secara visual teramati beberapa kali embusan asap putih dengan ketinggian 50-300 meter dari puncak. Namun tidak demikian dengan aktivitas kegempaan.

"Dari hasil pengamatan, Rabu 24 September pada periode pukul 12.00-18.00 WIB, secara seismisitas terekam 66 kali gempa embusan dan 3 kali gempa tremor yang terjadi pada pukul 12.42-12.55 WIB, pukul 13.56-14.04 WIB dan pukul 16.44-17.25 WIB," ungkap Kepala Pos Pengamatan Gunung Slamet, Sudrajat, di Gambuhan, Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (25/9/2014).

Munculnya gempa tremor harmonik sejak beberapa hari yang lalu itu, imbuh Sudrajat, mengindikasikan mulai adanya suplai aliran magma baru dari perut gunung. Ini menandakan aktivitas Gunung Slamet masih tinggi. "Belakangan aktivitas Gunung Slamet dipantau dari seismograf lebih didominasi gempa embusan yang diikuti gempa tremor harmonik terus-menerus," ucap Sudrajat.

Sudrajat menjelaskan pula, hasil pengamatan hari ini pukul 00.00-06.00 WIB, terekam 79 kali gempa embusan, 1 kali gempa tremor harmonik dengan kekuatan amplitudo 8 milimeter dan 4 kali gempa tremor yang terjadi pada pukul 00.00-01.49 WIB, pukul 02.07-03.06 WIB, pukul 04.01-04.41 WIB dan pukul 04.49-06.00 WIB.

Kemudian di hari yang sama pada periode waktu 06.00-12.00 WIB, bahkan terekam gempa tremor terus-menerus dengan kekuatan amplitudo 2-45 milimeter, dominan 30 milimeter.

Pergerakan aliran magma yang ditandai dengan munculnya gempa tremor itu, belum diketahui sampai mana. Tetapi Sudrajat memastikan, tim tanggap darurat Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus melakukan pemantauan dan lakukan evaluasi dari aktivitas gunung.

"Aktivitas Gunung Slamet masih sangat tinggi. Proses pengumpulan energi masih terus berlangsung dan tinggal menunggu saja rilisnya. Sehingga untuk status Siaga-nya masih belum memenuhi syarat untuk dievaluasi, baik diturunkan atau dinaikkan. Rekomendasinya pun masih sama, tidak diizinkan aktivitas apa pun di radius 4 kilometer dari puncak," pungkas Sudrajat. (Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya