12 DPW PPP Ancam Boikot Muktamar Jika SDA-Romi Tak Islah

Bila keinginan itu tidak dipenuhi, 12 DPW itu akan memboikot dan tidak akan menghadiri muktamar yang digelar SDA maupun Romahurmuziy.

oleh Rinaldo diperbarui 12 Okt 2014, 20:17 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2014, 20:17 WIB
Ilustrasi PPP Retak
Ilustrasi PPP

Liputan6.com, Jakarta - 12 Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendesak 2 kubu yang tidak harmonis di PPP bersatu kembali atau islah. Bila keinginan itu tidak dipenuhi, 12 DPW itu akan memboikot dan tidak akan menghadiri muktamar yang digelar Suryadharma Ali (SDA) maupun Romahurmuziy.

"Kita bukan memihak SDA ataupun Romi, tapi pada konstitusi," kata Zulhaidir Ketua DPW PPP Papua Barat di Hotel Ibis Menteng, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Minggu (12/10/2014).

Keduabelas DPW itu meliputi DPW Jateng, DIY, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, NTB, Bali, Sumatera Barat, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan Papua Barat.

"Kami sudah berikrar berpihak pada konstitusi PPP dan sudah merumuskan sikap," kata Zul.

Sikap tersebut, lanjutnya, adalah mendukung sepenuhnya keputusan Mahkamah Partai PPP Nomor 49/PIP/MP-DPP.PPP/2014 tanggal 11 Oktober 2014. "Kami juga meminta kedua belah pihak yang bersengketa untuk menghormati keputusan Mahkamah Partai," sebut dia.

Selain itu, 12 DPW akan meminta Mabes Polri dan Kemenkumham untuk tak memberikan izin pelaksanaan Muktamar serta penolakan pengurus hasil muktamar.

"Meminta Mabes Polri tidak mengeluarkan izin muktamar yang diselenggarakan pihak bersengketa. Dan meminta Kemenkumham untuk menolak permohonan pengesahan pengurus DPP hasil muktamar yang tidak sesuai dengan putusan Mahkamah Partai," tutup Zul. (Ant)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya