Cemburu Berujung Pembunuhan Hingga Penemuan Arca Kuno di Sleman

Akibat cemburu, Tajudin diduga dibunuh Ahmadi setelah dipergoki berada di dalam 1 kamar bersama istri Ahmadi.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Okt 2014, 19:22 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2014, 19:22 WIB
Ilustrasi Pembunuhan
Ilustrasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Sumbawa - Ratusan warga mendatangi Mapolres Kota Bima dan menyisir jalan raya untuk mencari pelaku pembunuhan warga Ni'u, Bima, Nusa Tenggara Barat. Berita itu mengawali Kilas Indonesia yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (22/10/2014).

Ratusan warga lingkungan Ni'u, Bima, Nusa Tenggara Barat, siang tadi mendatangi Mapolres Kota Bima untuk mempertanyakan perkembangan kasus pembunuhan Tajudin, seorang warga Ni'u yang dibunuh Ahmadin warga Kelurahan Santi.

Akibat cemburu, Tajudin diduga dibunuh Ahmadi setelah dipergoki berada di dalam kamar bersama istri Ahmadi di rumahnya. Warga menuntut polisi juga menangkap istri Ahmadi dan keluarganya, karena dinilai terlibat dalam pembunuhan.

Di Purwakarta, Jawa Barat, pemerintah daerah setempat memberi daging dan telor gratis pada 6.000 siswa sekolah dasar.

Selain masing-masing anak diberi 1 kilogram telor dan 1 kilogram daging, pemda juga menyediakan susu gratis setiap pekannya. Pemberian makanan ini untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Purwakarta.

Di Pati, Jawa Tengah, Rumah dan gudang di Jalan Ahmad Dahlan, pagi tadi terbakar. Kebakaran diduga akibat korsleting listrik yang berada di dalam gudang.

Pemadam kebakaran yang tiba ke lokasi dibantu warga tidak mudah menjinakkan api. Sebab dinding rumah yang terbuat dari kayu membuat api dengan cepat melebar ke seluruh bagian rumah.

Kobaran api baru bisa dijinakkan 1,5 jam kemudian setelah 8 mobil pemadam kebakaran turun ke lokasi kejadian.

Sementara di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah arca kuno dan puluhan batu berbentuk bolder ditemukan warga di Pangukan, Tridadi, Sleman. Warga menemukan arca itu saat menggali tanah untuk membangun menara base transceiver station (BTS).

Balai pelestarian cagar budaya setempat memperkirakan arca bernama Mahakala atau penjaga candi itu berasal dari masa kerajaan Hindu abad ke-9 hingga 10 Masehi.

Baca juga:

Demo Buruh di Balaikota Jakarta - Upacara Minta Hujan Digelar

Suku Anak Dalam Jalan Kaki dari Jambi ke Jakarta

Copet Diarak di Stasiun Manggarai-Peringatan Hari Hak Asasi Hewan

(Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya