PM Singapura Protes Tarif Impor AS: Bukan Tindakan Seorang Teman

Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong buka suara terkait pengenaan tarif impor sebesar 10% terhadap negaranya oleh Amerika Serikat.

oleh Natasha Khairunisa Amani Diperbarui 09 Apr 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2025, 15:00 WIB
PM Singapura Lawrence Wong Pulang Kampung Naik Pesawat Kelas Ekonomi dari Laos
Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di KTT ASEAN di Laos. (dok. NHAC NGUYEN / AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong buka suara terkait pengenaan tarif impor AS sebesar 10% terhadap negaranya oleh Amerika Serikat.

Mengutip The Straits Times, Rabu (9/4/2025) Lawrence Wong me dalam pidatonya yang bernada keras mengkritik tarif impor yang dikenakan AS pada Singapura, dengan menyoroti hubungan dagang kedua negara.

Dia menyebut, keputusan pengenaan tarif impor 10% oleh Presiden AS Donald Trump "bukan tindakan yang dilakukan seseorang terhadap seorang teman".

Dalam pernyataannya di parlemen Singapura, Lawrence Wong juga mengatakan bahwa tarif baru yang luas bukanlah "reformasi" terhadap tatanan perdagangan global, tetapi penolakan terhadap sistem yang pernah diperjuangkan AS.

Menurutnya, jika bea masuk tersebut benar-benar timbal balik dan ditujukan pada negara-negara surplus perdagangan, tarif untuk Singapura seharusnya nol.

Selain itu, PM Lawrence Wong juga menilai bahwa tarif universal menandai titik balik yang mendalam dalam perdagangan global, menjauh dari globalisasi berbasis aturan dan menuju era yang lebih sewenang-wenang, proteksionis, dan berbahaya.

"Perasaan bahwa AS telah memberikan terlalu banyak dengan mengizinkan China bergabung dengan WTO; dan bahwa China bersaing secara tidak adil, misalnya, dengan memberikan subsidi besar-besaran kepada perusahaannya sendiri, memasang hambatan nontarif, dan membatasi akses pasar bagi perusahaan-perusahaan AS. Kekhawatiran ini harus ditangani dalam kerangka WTO," kata dia.

Seperti diketahui, AS pekan lalu mengenakan tarif 10 persen pada semua impor global ke negara tersebut, yang juga berlaku untuk Singapura.

Negara ekonomi terbesar di dunia tersebut telah mencatat surplus perdagangan sebesar USD 2,8 miliar dengan Singapura pada tahun 2024, atau tumbuh 84,8 persen dari tahun sebelumnya, menurut data dari Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat. Perdagangan dua arah juga meningkat menjadi USD 89,2 miliar selama periode tersebut.

 

Donald Trump Naikkan Tarif Impor dari China jadi 104%

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 4 Februari 2025 di Gedung Putih. (Dok. AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menaikkan tarif impor terhadap China menjadi 104%.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt mengungkapkan bahwa kebijakan baru tersebut akan mulai berlaku pada Rabu, 9 April 2025.

Melansir CNN, Rabu (9/4/2025) Trump mengenakan tarif tambahan sebesar 50% setelah China tidak menarik kembali keputusannya untuk mengenakan tarif balasan sebesar 34% pada barang-barang impor dari AS, dengan menambahkan bea masuk tambahan sebesar 84%.

"Tiongkok ingin membuat kesepakatan, mereka hanya tidak tahu bagaimana melakukannya," ujar Karoline Leavitt.

Trump awalnya mengenakan tarif 10% pada semua barang impor dari China pada bulan Februari 2025, tanpa pengecualian, yang dikaitkan dengan dugaan peran negara tersebut dalam membantu imigrasi ilegal dan memasukkan obat fentanil ke AS.

Bulan lalu, ia menggandakan tarif tersebut.

Sebagai informasi, China merupakan sumber impor terbesar kedua AS tahun lalu, dengan total pengiriman barang senilai USD 439 miliar ke AS, sementara AS mengekspor barang senilai USD 144 miliar ke China.

 

Puluhan Negara Melihat Tarif Lebih Tinggi

Presiden ke-47 AS Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah dilantik. (AFP)
Presiden ke-47 AS Donald Trump menandatangani sejumlah perintah eksekutif setelah dilantik. (AFP)... Selengkapnya

Leavitt menyebut, puluhan negara lain serta Uni Eropa juga akan menghadapi tarif baru. Tarif tersebut, yang ditetapkan Trump pekan lalu, berkisar antara 11% hingga 50%.

Dia mengatakan, meskipun telah beberapa kali berdiskusi dengan para pemimpin dunia untuk menegosiasikan tarif impor yang lebih rendah, Trump tidak berniat menunda rencananya.

Pada saat yang sama, ia mengatakan Donald Trump menginstruksikan tim perdagangannya untuk membuat kesepakatan yang dibuat khusus"dengan negara-negara yang ingin bernegosiasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya