Liputan6.com, Jakarta - Sidang dugaan tindak kekerasan seksual terhadap korban AK, siswa TK Jakarta International School (JIS), digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Rabu kemarin, 5 November 2014. Sidang mendengarkan kesaksian korban AK melalui video teleconfrence dengan didampingi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
"Iya sidang menghadirkan korban melalui video jarak jauh. Namun, sidang teleconference kurang terakomodir," kata pengacara tersangka Patra M Zen di Jakarta, Kamis (6/11/2014).
Sebab, kata Patra, dalam persidangan itu pengacara terdakwa tidak diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan kepada korban AK. Sementara majelis hakim langsung memberikan kesempatan kepada jaksa penuntut.
Â
"Dalam hukum pidana kita, keterangan anak tidak bisa dijadikan dasar bagi Majelis Hakim untuk membuat putusan. Apalagi dijadikan alasan untuk menghukum seseorang," ujar dia.
Apalagi, lanjut Patra, usia korban belum cukup dalam bertindak dan berpikir. Sebab itulah mengapa dalam persidangan, anak tidak diambil sumpah sebelum memberikan keterangan.
"Melalui teleconference semuanya tidak dalam kontrol kita, karena kita tidak bisa lihat apa yang ada di sekitarnya," jelas Patra.
Selain itu, Patra mengeluhkan sidang melalui teleconference ini terkesan tidak independen. Sebab banyak keterangan AK yang bertolak belakang dengan keterangan ibunya, yang mendampingi putranya saat teleconference tersebut.
"Agak janggal bila ibu korban duduk di samping putranya AK saat teleconference itu, sebab dianggap bisa mempengaruhi jawaban korban," ujar dia.
Sebelumnya, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) menilai penanganan kasus dugaan kekerasan seksual di JIS diduga penuh rekayasa.
Koordinator Kontras Haris Ashar mengatakan, kasus JIS memperlihatkan bagaimana polisi membentuk sebuah rangkaian cerita yang diduga tidak dilengkapi alat bukti yang cukup dan dianggap lemah.
"Kasus JIS kembali mempertontonkan kepada kita bagaimana sebuah rekayasa terjadi. Kematian seorang pekerja kebersihan JIS dengan muka lebam menjadi bukti bahwa tindak kekerasan oleh polisi itu nyata terjadi," ujar Haris di Warung Cikini pada Selasa 4 November 2014. (Mut)
Pengacara Protes Kesaksian Korban Kasus JIS Lewat Teleconference
Menurut pengacara tersangka kasus pelecehan JIS, kesaksian korban lewat teleconference membuat semuanya tidak dalam kontrol.
Diperbarui 06 Nov 2014, 08:49 WIBDiterbitkan 06 Nov 2014, 08:49 WIB
Setelah pemeriksaan selama 10 jam, guru Jakarta International School (JIS) Neil Bantleman dan Ferdinant Tjiong resmi ditahan pada Senin 14 Juli 2014 kemarin. Penahanan itu terkait dugaan pelecehan seksual di terhadap anak di bawah umur.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kemegahan Masjidil Haram yang Disebut Masjid Termahal di Dunia, Biayanya Rp1.638 Triliun
5 Model Long Dress Brokat dengan Desain Modern dan Mewah, Elegan
DPRD DKI: Jangan Sampai Formula E Gunakan APBD
Infografis Film Animasi Jumbo Pecah Rekor dan Sederet Faktanya
Manfaat Tanaman Hias Bunga Air Mata Pengantin untuk Kesehatan
Carlo Ancelotti Bakal Ditendang, Real Madrid Tutup Rapat Pintu Keluar Arda Guler
Sorot Keserakahan Manusia, Manajer Musisi Fransiscus Eko Turun Gunung Luncurkan Single Evolusi
5 Jenis Jaket Favorit Ini Ungkap Kepribadian, Kamu Suka Koleksi yang Mana?
Harga Emas Antam Hari Ini 26 April 2025 Turun Rp 21.000, Cek Rinciannya
PSU Pilkada Ganggu Tata Kelola Pemda, Tito Ajak Akademisi Evaluasi Sistemnya
Wamen PU Ungkap Pentingnya Peran Perempuan dalam Pembangunan Infrastruktur
Aturan Berpakaian di Pemakaman Paus Fransiskus, Hanya Ada 1 Jenis Perhiasan yang Diizinkan