Legislator Desak TNI-Polri Jujur Ungkap Bentrok Anggotanya

Bentrok antara aparat TNI dengan anggota Brimob Polda Kepri di Batam pada Rabu 19 November lalu dipicu saling ejek.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Nov 2014, 04:30 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2014, 04:30 WIB
Moeldoko dan Sutarman
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan Kapolri Jenderal Pol Sutarman

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Dwi Ria Latifa mendesak Polri dan TNI membuka secara jujur akar permasalahan yang menyebabkan anggota TNI Yonif 134 Tuah Sakti bentrok dengan Brimob di Batam.

"Harus diselesaikan dari akarnya, bukan ujungnya, seperti yang terjadi selama ini. Saya minta Kapolri dan Kepala Staf Angkatan Darat menggali dan menyelesaikan permasalahannya secara serius," kata Latifa, anggota Komisi III DPR di Gedung Nusantara I DPR, Kamis 20 November 2014.

Dia curiga penyebab bentrok antara anggota TNI Yonif 134 Tuah Sakti dengan Brimob Polda Kepri di Batam bukan hanya karena selisih paham atau tersinggung, melainkan ada hal lain yang prinsip dan mendasar. Hal prinsip itu dapat berhubungan dengan balas dendam, karena pada 21 September 2014 terjadi peristiwa yang sama.

"Atau mungkin ada hal lain, yang perlu didalami, diselesaikan dan diumumkan kepada publik. Saya minta kedua belah pihak tidak menyelesaikan permasalahan seperti petugas pemadam kebakaran, melainkan menggali akar permasalahan, dan mencari solusinya, " kata Latifa.

Latifa mendesak Kapolri dan Kasad tidak menutupi akar permasalahan dari bentrok tersebut, karena peristiwa itu sudah berulang kali terjadi. Kedua institusi harus meninggalkan paradigma menutupi akar permasalahan yang terjadi.

"Tinggalkan paradigma itu, mari kita jujur. Ini permasalahan serius, yang membuat warga Batam merasa tidak aman," tegas dia.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai bentrok aparat pertahanan keamanan di Batam tidak dapat dianggap sebelah mata, karena Batam berbatasan dengan Malaysia dan Singapura. Wilayah tersebut juga kota industri, yang memiliki banyak investor asing.

"Batam merupakan salah satu pintu masuk Indonesia, wajah Indonesia. Aparat pertahanan keamanan itu seharusnya menjadi benteng, bukan pasukan yang bentrok," tutur Latifa.

Bentrok antara aparat TNI dengan anggota Brimob Polda Kepri di Batam pada Rabu 19 November lalu dipicu saling ejek sehingga terjadi bentrokan yang meluas. Usai peristiwa tersebut, terjadi penembakan terhadap Markas Brimob Polda Kepri yang dilakukan orang tidak dikenal pada sore harinya. Satu anggota TNI, Praka JK Marpaung tewas. (Ant/Riz/Nan)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya