Sidang Ricuh, Anggota DPR Aceh Pukul Meja dan Lempar Botol Air

Kericuhan terjadi karena Ridwan Abubakar menolak saat Fraksi Partai Aceh menetapkan Muharuddin sebagai Ketua DPR Aceh.

oleh Windy Phagta diperbarui 09 Des 2014, 14:24 WIB
Diterbitkan 09 Des 2014, 14:24 WIB
Rapat paripurna DPR Aceh
Rapat paripurna DPR Aceh. (www.antaraaceh.com)

Liputan6.com, Banda Aceh - Sidang paripurna penetapan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) berakhir ricuh. Ridwan Abubakar anggota Dewan dari Fraksi Partai Aceh mengamuk dalam ruang sidang pada Selasa (9/12/2014).

Kericuhan terjadi karena Ridwan Abubakar menolak saat Fraksi Partai Aceh menetapkan Muharuddin sebagai Ketua DPR Aceh. Ridwan Abubakar bersikukuh para petinggi Partai Aceh telah mengusulkan dirinya sebagai ketua DPRA definitif.

Lantaran tidak digubris, Ridwan Abubakar kemudian mengamuk dengan memukul meja dan melempar botol air mineral ke arah pimpinan sidang. Hingga pihak keamanan turun melerai kerusuhan. Setelah jeda beberapa menit, sidang penetapan pimpinan definitif tersebut kembali dilanjutkan.

Sidang paripurna ini memutuskan 5 pimpinan DPR Aceh yaitu, Ketua DPRA Muharuddin dari Fraksi Partai Aceh, Irwan Djohan Fraksi Partai Nasdem, Sulaiman Abda Partai Golkar, Dalimi Partai Demokrat dan Mawardi Ismail.

Sekretaris Dewan (Sekwan) A Hamid Zain mengatakan, kelima nama yang telah diusulkan masing-masing fraksi tersebut akan dikirimkan pada Gubernur Aceh yang seterusnya akan diusulkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo untuk disahkan.

"Apa yang terjadi pada hari ini adalah bagian dari pada demokrasi yang sedang berkembang, tidak hanya di Aceh, tapi di Indonesia dan internasional," ujar A Hamid Zain.

"Kita akan lampirkan semua berkas tadi kepada Mendagri untuk disahkan selanjutnya baru kita akan ambil sumpah penetapan," tambah dia.

Sebelumnya kerusuhan serupa terjadi saat rapat paripurna penetapan ketua definitif DPR Aceh, Senin 8 Desember 2014 malam.

Ridwan Abubakar beserta beberapa pengikutnya membanting meja dan mencoba menyerang pimpinan sidang, namun berhasil dilerai aparat keamanan, hingga sidang ditunda pada Selasa pagi tadi. Ridwan meminta sidang ditunda hingga ada kejelasan pimpinan Partai Aceh dalam hal penunjukan usulan nama sebagai ketua dewan definitif.

"Interupsi, tunda sidang, saya yang ditunjuk partai," teriak Ridwan.

Kericuhan ini dipicu ketegangan antara pimpinan sidang Muharuddin dengan Ridwan Abubakar. Ridwan mengklaim dirinya lah yang ditunjuk oleh petinggi Partai Aceh sebagai ketua dewan definitif dari Fraksi Partai Aceh.

Kedua anggota DPR Aceh itu berasal dari Fraksi Partai Aceh yang merupakan partai lokal bentukan pentolan Gerakan Aceh Merdeka. (Ans/Mut)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya