Perjuangan Tim Evakuasi Korban AirAsia QZ8501

Ganasnya lautan dan buruknya cuaca tidak menyurutkan semangat tim SAR demi menemukan keberadaan korban dan puing Pesawat AirAsia QZ8501.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Jan 2015, 15:16 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2015, 15:16 WIB
KRI Banda Aceh saat evakuasi AirAsia
KRI Banda Aceh saat evakuasi AirAsia (Rochmanuddin)

Liputan6.com, Jakarta - Proses evakuasi jenazah korban AirAsia QZ8501 dari tengah laut bukanlah pekerjaan mudah. Tidak hanya menerapkan ketelitian dan kecermatan, keberanian pun harus disesuaikan dengan efisiensi waktu di tengah cuaca buruk.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (2/1/2015), tidak menunggu lama setelah titik hilangnya AirAisa QZ8501 ditemukan, tim penyelamat yang terdiri dari Basarnas, TNI Angkata Udara dan TNI Angkatan Laut langsung meluncur ke lokasi.

Sedikitnya 670 personel dilibatkan, dibantu 57 armada laut dan udara demi mencari kapal berpenumpang 155 orang. Dari udara TNI Angkata Udara menyisir titik demi titik lokasi keberadaan pesawat.

Dari atas laut, TNI AL memantauLaut Karimata dan sekitar Teluk Kumai, Pangakalan Bun, Kalimantan Tengah. Tidak hanya itu, pasukan katak TNI Angkatan Laut pun menyelam di kedalam laut demi mencari keberadaan kapal nahas QZ8501. Selama pencarian cuaca buruk terus mendampingi. Ombak Karimata yang dikenal ganas bahkan bisa setinggi 3 meter.

Hantaman gelombang laut bertubu-tubi memukul badan kapal. Kapal pun terombang-ambing. Tak jarang amukan laut membuat anggota TNI dan sejumlah wartawan yang meliput kelelahan dan mabuk laut. 

Ganasnya lautan dan buruknya cuaca tidak menyurutkan semangat tim SAR demi menemukan keberadaan QZ8501. Perjuangan pencarianpun mulai menemukan titik terang. Satu persatu serpihan pesawat dan jenazah penumpang AirAsia mulai ditemukan.

Di tengah angin dingin berkecapatan 20 knot, satu per satu jenazah diangkat dengan tali ke dek kapal setinggi lebih dari 15 meter.

Pekerjaan belum selesai. Helikopter yang terbang di atas ketinggian 5.000 kaki selanjutnya mengantar jenazah  menuju Lanud Iskandar, Pangkalan Bun. Di pangakalan inilah seluruh jenazah yang berhasil diveakusi dikumpulkan. Untuk selanjutnya kembali diterbangkan ke Surabaya untuk diindetivikasi tim DVI.

Setelah melewati perjalanan panjang, jenazah pun akhirnya tiba ditengah keluarga untuk dimakamkan. Ada duka dan air mata, namun mereka tetap bersyukur anggota keluarganya bisa kembali pulang walaupun sudah terbujur kaku.

Mencari dan mengevakuasi korban AirAsia QZ8501 yang hilang di dasar luasnya lautan bukanlah pekerjaan mudah. Yang mereka lakukan bukan sekedar dedikasi pada pekerjaan, tetpi misi mulia demi kemanusiaan. (Dan)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya