Butuh 1 Minggu untuk Transkrip Percakapan di Kokpit AirAsia

KNKT berhasil mengunduh data dari black box berisi rekaman percakapan di kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Jan 2015, 16:03 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2015, 16:03 WIB
Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia QZ8501 Dipamerkan
Petugas memindahkan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat AirAsia QZ8501 kedalam Box khusus milik KNKT untuk dibawa ke Jakarta di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Selasa (13/01/2015). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) berhasil mengunduh data dari black box berisi rekaman percakapan di kokpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia. Dengan ini lengkap sudah data awal yang dimiliki tim investigasi untuk melakukan pendalaman penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut di Laut Jawa.

Meski CVR sudah di-download dalam waktu yang relatif cepat, tim investigasi tetap membutuhkan waktu untuk mentranskrip rekaman suara. Paling cepat, transkrip dapat diselesaikan dalam waktu 1 minggu.

"Jadi saya harap dalam 1 minggu sudah bisa (selesai transkrip), kalau rekamannya jelas," kata Ketua Tim investigasi AirAsia Mardjono Siswosuwarno di kantor KNKT, Jakarta, Rabu (14/1/2015).

Marjono mengatakan, bukan perkara mudah dalam mentranskrip percakapan yang ada pada CVR. Dibutuhkan orang-orang yang mengerti berbagai istilah penerbangan. Karena pembicaraan selama penerbangan tak pernah lepas dari istilah-istilah tersebut.

"Kalau pidato saya 1 jam, tulisanmu secara akurat berapa jam? Transkrip itu 2 orang, bukan kuantiti tapi kualitasnya, perlu ahli, semua harus ditulis detik demi detik,‎" ujar dosen Teknis Mesin Institus Teknologi Bandung (ITB) itu.

Belum lagi kalau suara yang dihasilkan tidak jernih. Perlu ada penanganan khusus. Dalam tim investigasi sedikitnya terdapat 2 pilot senior, yakni Kapten Ertata Lananggalih dan Kapten Santoso Sayugo yang bergabung sejak awal peristiwa ini terjadi. Keduanyalah yang akan melakukan transkrip CVR.

"Pernah satu kecelakaan suara tidak jelas kayak radio rusak, itu kita filter noise menggunakan voice analyzer untuk membedakan suara kapten dan pilot. Begitu pun selesai kami tidak akan mengeluarkannya, tapi di laporan, bisa dituliskan tapi yang relevan saja," tandas Mardjono.

Data yang muncul setelah CVR di-download berupa rekaman suara. Rekaman itu terdiri atas 4 kanal, mulai dari pembicaraan pilot dengan kopilot, pilot dengan menara pengawas atau air traffic control (ATC), suara di dalam kokpit, dan suara pemberitahuan dari pramugari.

Black box CVR AirAsia QZ8501 berhasil ditemukan pada Selasa 13 Januari 2014 oleh tim penyelam TNI AL di Laut Jawa, dekat Selat Karimata. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya