Tangisan Keluarga Sambut Sang Putri Sulung yang Terbujur Kaku

Sementara itu,guru Bahasa Indonesia yang menghukum korban, hari ini absen mengajar karena shock.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Feb 2015, 13:52 WIB
Diterbitkan 07 Feb 2015, 13:52 WIB
(Lip6 Siang) Pelajar-Tewas
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Majelengka - Melihat putri sulungnya Ranita Lintang sudah terbujur kaku tak bernyawa, Nila dan keluarganya tak kuasa menahan tangis. Mereka tak menyangka nyawa putrinya melayang saat menjalani hukuman lari keliling lapangan dari sang guru di sekolah.

Atas tewasnya pelajar SMP berusia 13 tahun itu, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (7/5/2015), keluarga akan membawa kasus ini ke meja hijau atau pengadilan.

"Disuruh mengelilingi lapangan basket 10 kali, baru 2 kali, pingsan,'' kata Endo, kakek Lintang. Langkah apa yang akan dilakukan, sang kakek menjawab akan menempuh jalur hukum. Ini kan bukan lagi belajar di meja, kalau lagi belajar di meja, itu sih nggak apa-apa. Ini kan lagi menjalani hukuman, kok dihukum sampai meninggal," tambah Endo.

Rencananya usai masa berkabung Dinas Pendidikan Majalengka akan menyelidiki kasus ini.

"Mungkin ini menjadi suatu bahan kajian dan kami dari Dinas Pendidikan setelah kami menggali berbagai informasi dari sekolah, apakah itu dari kepala sekolah maupun dari guru-guru yang lain," ujar Toto Sumiarto, Kepala Dinas Pendidikan Majalengka.

Sementara itu, guru Bahasa Indonesia yang menghukum korban, hari ini absen mengajar karena shock. Pihak sekolah berjanji akan mengawasi kinerja para guru.

Dari kasus ini, bisa memberi kita pelajaran, bahwa hukuman fisik belum tentu memberi efek jera, namun justru bisa menimbulkan kematian. (Mar/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya