Ahok: Rumah Mewah Kelapa Gading Banjir Karena Tak Bangun Waduk

Kawasan perumahan elite Kelapa Gading di utara Jakarta menjadi salah satu titik terparah yang digenangi banjir Ibukota.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 12 Feb 2015, 11:13 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2015, 11:13 WIB
Delman Jadi Transportasi Unik Lewati Banjir di Kelapa Gading
Penumpang menggunakan jasa delman untuk menembus banjir di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (10/2). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (8/2) lalu mengakibatkan sejumlah jalan banjir dan tak bisa dilalui kendaraan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan perumahan elite Kelapa Gading di utara Jakarta menjadi salah satu titik terparah yang digenangi banjir Ibukota. Apa yang salah? Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok punya pemikiran tersendiri.

"Yang paling bahaya rumah mewah. Yang paling bahaya, paling nggak benar adalah Kelapa Gading," ujar Ahok di Jakarta, Kamis (12/2/2015).

Ahok menjelaskan, dengan luas wilayah 1.500 hektare, Kelapa Gading tidak bisa begitu saja menyerahkan sistem pengairan kepada Kali Sunter. Wilayah ini, sambung dia, tetap harus memiliki waduk dan danau sendiri seperti yang tertera pada kajian Nedeco dari Belanda pada 1973 lalu.

"Cuma saya nggak tahu perumahan ini nggak pernah bangun waduk. Mungkin mereka berpikir mau numpang sama pengaman Waduk Plumpang milik Pertamina. Sayangnya Pertamina nggak bikin," jelas dia.

Kesalahan ini, kata Ahok, memang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta sejak lama. Sebab, dalam pemberian izin tidak disertakan kewajiban atau bahkan paksaan untuk membuat waduk.

"Ini sekarang tambah penuh ada 12 pengembang di 1.500 hektarenya Kelapa Gading. Jadi mereka tidak mau bertanggung jawab. Masing-masing pengembang tidak terhubung lagi salurannya," tandas Ahok.

Beberapa waktu lalu, banjir hingga setinggi 70 meter menerjang kawasan Kepala Gading, Jakarta Utara. Aktivitas beberapa pusat perberlanjaan pun sempat terganggu. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya