Liputan6.com, Jakarta Sistem transportasi di Jakarta yang terintegrasi begitu didambakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Namun dia juga harus berhadapan dengan sopir yang terbiasa dengan gaya bebas dan berkendara seenaknya.
Perlawanan-perlawanan ini juga harus segera diselesaikan agar integrasi transportasi dapat segera terwujud. Pria yang akrab disapa Ahok ini mengakui butuh waktu untuk mengintegrasikan seluruh moda transportasi di Jakarta.
"Dia nggak suka. Ini katanya aturan kebebasan. Kita ingin setiap 10 menit atau setengah jam bus jalan terus, sehingga orang-orang pada naik bus. Nggak numpuk di pagi sama sore hari saja tapi rata. Mungkin siang bisa dimurahkan harga tiketnya," kata Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (23/2/2015).
Ahok ingin masyarakat dapat dengan mudah memilih transportasi yang sesuai dengan keinginan. Tanpa harus pusing menunggu lama. Termasuk sistem pembayaran tiket.
Saat ini, warga harus membayar tarif angkutan setiap kali berpindah moda tramsportasi. Termasuk yang kini sedang diperbaiki sistemnya, seperti bus Transjakarta dan Kopaja. Warga harus membayar Rp 3.500 untuk Transjakarta dan Rp 6.000 untuk Kopaja.
"Nanti kalau sudah terintegrasi, warga cukup bayar satu kali saja. Jadi ada rute yang terintegrasi. Kamu nggak perlu bayar dua kali. Memang ini butuh waktu," jelas mantan Bupati Belitung Timur ini.
Hal ini juga akan berlaku pada pengintegrasian kereta dan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway Transjakarta (APTB). Para sopir nantinya akan dibayar sekian rupiah per kilometer. Sehingga tidak ada lagi angkutan yang ngetem atau ugal-ugalan di jalan.
"Jadi ini subsidi yang kita katakan dengan naik bus, bukan subsidi kamu dengan motor atau bensin murah. Tapi itulah PSO (Public Service Obligation). Jadi misalnya Rp 10 ribu orang cuma perlu bayar Rp 5 ribu atau Rp 6.500 per sekali naik, nanti sisanya kita yang bayar. Ketika warga tidak mampu membayar nilai sesungguhnya, sisanya kita yang bayar," demikian Ahok.
Ahok Berhadapan dengan Sopir Bus Jakarta
"Dia nggak suka. Ini katanya aturan kebebasan."
diperbarui 23 Feb 2015, 10:04 WIBDiterbitkan 23 Feb 2015, 10:04 WIB
Pada tahun 2009, Basuki mencalonkan diri dan terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Bangka Belitung mewakili Partai Golkar. Ia sukses meraup 119.232 suara dan duduk di Komisi II. (Dok.Liputan6.com)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bahlil Balas Sindiran Anies Baswedan: Tak Cerminkan Pemimpin yang Baik
Pria Tertua di Dunia, John Alfred Tinniswood Meninggal Usia 112 Tahun
Bahlil Optimis Ridwan Kamil-Suswono Menang Satu Putaran di Pilkada Jakarta 2024
Didampingi Sang Suami dan Anak, Eva Dwiana Nyoblos di TPS 005 Tanjung Karang Pusat
12 Pemenang Ajang Fashion dan Make Up Contest 2024 Bakal Wakili Indonesia di Hong Kong Fashion Week
AHY Buka Suara Soal Survei Ridwan Kamil-Suswono yang Sempat Tertinggal
5 Resep Tongseng Lezat untuk Hidangan Spesial di Rumah
Ustadz Das’ad Latif Kisahkan Polisi Tembak Kaki tapi Kena Kepala
Momen Presiden Prabowo Subianto dan Masyarakat Indonesia Tentukan Pilihan pada Pilkada Serentak 2024
Jam-Jam Terakhir Liam Payne Sebelum Meninggal Diungkap
Memahami Legibility Adalah: Kunci Kejelasan Visual dalam Tipografi
Lindungi Petani, Mentan Amran Tegaskan Blacklist dan Cabut Izin 4 Perusahaan Pemalsu Pupuk