Saat Dibawa ke RS, Jantung Haryanto Taslam Sempat Berhenti 1 Jam

Sang anak, Ragil Parikesit mengakui almarhum mengidap penyakit agak langka bernama Myasthenia gravis.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 15 Mar 2015, 00:01 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2015, 00:01 WIB
Haryanto Taslam
Haryanto Taslam

Liputan6.com, Jakarta - Politisi Senior Partai Gerindra, Haryanto Taslam telah berpulang. Ia tutup usia pada umur 61 tahun di Rumah Sakit Medistra, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu malam pukul 20.55 WIB.

Sang anak, Ragil Parikesit mengakui almarhum mengidap penyakit agak langka bernama Myasthenia gravis. Ayahnya sudah lama mengidap penyakit langka tersebut yang baru diketahuinya 2 bulan terakhir.

Penyakit itu pun menyerang otot tenggorokannya. Dokter pun, lanjut putra bungsu Haryanto Taslam itu sudah melarang agar sang ayah jangan sampai tersedak.

"Dokter sempat mengatakan otot tenggorokannya membuat menelan kurang baik karena itu jangan sampai tersedak. Bapak pernah tersedak, tapi tidak fatal. Namun hari Kamis malam (12 Maret 2015) itu sudah sesak napasnya. Pada Jumat di kamar mandi, paru-paru bapak tidak memompa dengan baik. Langsung siangnya dibawa ke dokter," ujar Ragil di RS Medistra, Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

Ragil juga menceritakan, almarhum sudah nggak ada denyut saat di perjalanan ke rumah sakit.

"Saat perjalanan di rumah sakit, bapak sudah nggak ada denyut nadinya. Di sini (rumah sakit) diupayakan ada lagi. Namun dengan keadaan satu jam jantung tak memompa pasti sudah ada efek samping," jelas Ragil Parikesit.

Politisi yang karib disapa Hartas itu merupakan loyalis PDI pro-Megawati Soekarnoputri di tahun 1998. Ketika itu, PDI pro-Megawati (kini bernama PDIP) dianggap musuh oleh pemerintah Orde Baru.

Lelaki kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 3 Juni 1954 itu pun pernah diculik saat menuju rumah Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan. Ia sempat dijebloskan ke sel tahanan. Meski tak pernah disiksa, Hartas yang pernah menjadi Wakil Sekjen DPP PDI versi Munas 1993 yang memilih Megawati sebagai ketua umum, mengalami tekanan psikologis dari si penculik.

Di era reformasi, Haryanto Taslam tetap bergabung dengan PDIP. Namun pada tahun 2009, Hartas pindah ke Partai Gerindra. Selanjutnya sejak tahun 2012, ia menjadi Dewan Pembina di partai besutan Prabowo Subianto tersebut. (Ans)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya