Politisi Senior Gerindra Haryanto Taslam Telah Berpulang

Almarhum Haryanto Taslam akan dibawa ke rumah duka di Jalan Bulu Rindu Blok N Nomor 1, Duren Sawit, Jakarta Timur.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Mar 2015, 21:49 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2015, 21:49 WIB
Haryanto Taslam
Haryanto Taslam

Liputan6.com, Jakarta - Usai Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menjenguk Haryanto Taslam yang mengabarkan kondisi politisi Gerindra itu sudah tak sadarkan diri, putra sulung Taslam, Barep Taslam mengatakan bahwa sang ayahanda telah tiada. Haryanto Taslam tutup usia pada umur 61 tahun.

Barep menjelaskan bahwa sang ayahanda kondisinya semakin menunjukkan kian tidak membaik.

"Saya memberikan status terakhir. Melihat kondisi terakhir semakin menurun, dipastikan bapak sudah meninggal tepat pukul 20.55 WIB," ujar Barep dengan wajah yang tak bisa menahan sedihnya di Rumah Sakit Medistra, Pancoran, Jakarta Selatan, Sabtu (14/3/2015) malam.

Menurut Barep, kini ia ingin menyelesaikan urusan administratif dan jenazah ayahandanya langsung akan dibawa ke rumah duka.

"Kita selesaikan urusan administrasi dulu baru nanti almarhum dibawa ke rumah duka di Jalan Bulu Rindu Blok N Nomor 1, Duren Sawit, Jakarta Timur," jelas Barep.

Saat ditanya akan dikebumikan di mana, Barep masih belum bisa memastikannya. "Kita belum tahu di mana, ini masih baru. Kita bawa dulu ke rumah duka dulu nanti dibicarakan lagi," tukas Barep Taslam.

Almarhum dikabarkan masuk ke rumah sakit sejak Jumat 13 Maret 2015 sore. Sebelum masuk ke rumah sakit, almarhum sempat tidak sadarkan diri lantaran tersedak makanan cair.

Haryanto Taslam meninggal pada umur 61 tahun. Haryanto Taslam merupakan loyalis PDI pro-Megawati Soekarnoputri pada 1998. Ketika itu, PDI pro-Megawati (kini bernama PDIP) dianggap musuh oleh pemerintah Orde Baru.

Sosok yang akrab disapa Taslam atau Hartas itu, pernah diculik saat menuju rumah Megawati di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan. Almarhum juga sempat dijebloskan ke sel tahanan. Meski tak pernah disiksa, Hartas yang pernah menjadi Wakil Sekjen DPP PDI versi Munas 1993 yang memilih Megawati sebagai ketua umum, mengalami tekanan psikologis dari si penculik.

Pada era reformasi, Haryanto Taslam tetap bergabung dengan PDIP. Namun pada tahun 2009, Hartas pindah ke Partai Gerindra. Selanjutnya sejak tahun 2012, ia menjadi Dewan Pembina di partai besutan Prabowo Subianto tersebut. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya