Liputan6.com, Yogyakarta - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) telah membuka jalur pendakian ke puncak gunung itu sejak Senin 16 Maret 2015, setelah ditutup selama 2 bulan demi menjaga kelestarian ekosistem di sana. Pada 21 Maret nanti, BTNGM bakal menggelar doa bersama yang akan dihadiri organisasi pecinta alam.
Doa bersama akan dilakukan di kantor Resort Selo BTNGM. Kantor ini merupakan gedung baru pusat informasi bagi wisatawan dalam maupun luar negeri, tempat mereka memperoleh pengetahuan sebelum naik gunung.
"Resmi kemarin sudah dibuka tapi untuk 21 Maret itu rencana BTNGM akan mengundang pihak terkait, ada sekitar 50 undangan untuk melakukan doa bersama dan potong tumpeng," ujar Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BTNGM Wahid Hadi Wibowo di Yogyakarta, Selasa (17/3/2015).
"Harapannya ke depan program ini di Merapi berjalan baik," imbuh dia.
Wahid menjelaskan, penutupan jalur pendakian di Merapi rencananya akan dilakukan setiap tahun. Namun kapan waktu pasti penutupan masih dalam pembahasan. Yang jelas akan dilakukan saat musim hujan.
Karena selain perbaikan ekosistem di Merapi, penutupan itu juga dapat mengurangi risiko kecelakaan pendakian saat musim hujan. "Bulan dan waktunya mungkin akan dibahas lagi. Ini memang baru pertama kali di Merapi, kayak di Pangrango dan Rinjani sudah rutin dilakukan," tutur dia.
"Saya naik ke atas, jadi tanah padat kini sudah hijau efeknya semakin bagus lagi, banyak hal baru tampak di Merapi," jelas Wahid.
Wahid melanjutkan, jalur pendakian puncak Merapi yang dibuka untuk umum ada di jalur Selo Boyolali. Sementara jalur lain masih terhitung berbahaya usai erupsi 2010 lalu.
"Yang kita rilis resmi jalur resmi ke puncak (Gunung Merapi) ya di Selo. Jalur lain masih berbahaya. 2010 semua runtuh di jalur selatan mulai Kaliurang hingga Deles, ada yang lewat (rumah) Maridjan, jalur itu runtuh dua ratusan meter. Jadi bahaya," ucap Wahid. (Ndy/Sun)
Jalur Merapi Bakal Ditutup Setiap Tahun Saat Musim Hujan
Karena selain perbaikan ekosistem di Merapi, penutupan itu juga dapat mengurangi risiko kecelakaan pendakian saat musim hujan.
Diperbarui 17 Mar 2015, 09:38 WIBDiterbitkan 17 Mar 2015, 09:38 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Potret Kedekatan Kevin Wazeng dengan Anak Mawar AFI, Calon Ayah Sambung
Cara Ubah Sandi WiFi dengan Mudah dan Cepat
Tragedi Penembakan 3 Polisi di Arena Sabung Ayam Way Kanan, 2 Anggota TNI Serahkan Diri
Zaenal Arief Menilai Peluang Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026: Australia Jadi Tantangan Utama
Hyundai Creta Generasi Ketiga Bermesin Hybrid Siap Debut pada 2027
Jelang Laga Timnas Indonesia vs Australia dan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2026, PSSI Kembali Mendapatkan Sponsor
Israel Luncurkan Serangan Besar-besaran ke Jalur Gaza Sejak Perpanjangan Gencatan Senjata Gagal, 34 Orang Tewas
Media Korea Bahas Nasib Asnawi Mangkualam di Timnas Indonesia: Murid Kesayangan STY, Kariernya Berakhir dengan Cara yang Aneh
Panduan Lengkap Cara Urus NPWP Online dengan Mudah
Gibran Ajak Anak Muda Gabung HIPMI
10 Resep Buka Puasa untuk Diet, Rendah Kalori tapi Mengenyangkan
PSSI Sediakan 3000 Tiket untuk Suporter Tamu Jelang Pertandingan Bahrain vs Timnas Indonesia di SUGBK, Namun Tak Ada yang Terjual