Penjelasan Ahok soal Meningkatnya Angka Kemiskinan di DKI

Menurut Ahok, standar penghitungan angka kemiskinan di Jakarta akan diubah pada 2015.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 06 Apr 2015, 17:37 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2015, 17:37 WIB
Jokowi Bahas Transportasi Massal Bareng Ahok di Istana
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) terungkap angka kemiskinan di Jakarta pada 2014 naik. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun memiliki penjelasan terkait hal ini.

Ahok mengatakan, standar perhitungan kemiskinan adalah 2.500 kalori. Dengan standar itu, berarti ada 470 ribu warga Jakarta miskin. Dalam perjalanannya, ada kenaikan harga BBM yang diikuti peningkatan harga bahan pokok. Hal ini membuat angka kemiskinan naik hingga 4%.

Menurut Ahok, standar penghitungan angka kemiskinan di Jakarta akan diubah pada 2015. Standar itu nantinya adalah kebutuhan hidup cukup, yakni Rp 2,4 juta.

"Kira-kira kalau Rp 2,4 juta diletakkan untuk standar yang miskin berapa? Itu kira-kira meningkat dari 4%, menjadi hampir 20%. Berarti ada 20% atau kira-kira 2 juta orang yang penghasilannya di bawah Rp 2,4 juta," jelas Ahok usai menyampaikan LKPJ di Gedung DPRD, Jakarta, Senin (6/4/2015).

Warga masuk dalam garis kemiskinan inilah yang menjadi sasaran Pemprov DKI Jakarta. Ahok akan membangun pasar rakyat, rumah susun, KJP, hingga bantuan kesehatan. Termasuk pembangunan RSUD di setiap kecamatan.

"Supaya tiap orang yang penghasilan pas-pasan kalau keluarganya sakit habis uang buat transport, jadi dia bisa masak di rumah datang (ke rumah sakit). Yang jelas kita ingin memberi kesempatan kepada orang‎, jangan sampai jatuh miskin gara-gara sakit. Makanya mesti ada jaminan di puskesmas, kesehatan baik," jelas Ahok.

"Kita sudah dapat datanya dari BPS, dapat datanya persis rumah tangga mana yang penghasilannya lebih dari Rp 2,4 juta. Ini akan kita sasar untuk diperbaiki di anggaran 2015 ini," tutup Ahok.

Jumlah penduduk miskin di DKl Jakarta pada September 2014 tercatat 412 ribu orang atau 4,09% dari total penduduk. Angka ini meningkat jika dibanding tahun 2013 yang hanya sebesar 371.700 atau 3,72%.

Ahok mengatakan, peningkatan angka kemiskinan ini disebabkan tingginya inflasi yang mencapai 8,95%. Kenaikan angka inflasi itu berakibat meningkatnya batasan Angka Garis Kemiskinan 2014 sebesar Rp 25.238 atau 5,8% dari tahun 2013. Kondisi inilah yang diduga menambah jumlah penduduk miskin di Ibukota. (Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya