Jokowi: Kerja Sama RI-Norwegia Produktif dan Bersahabat

Jokowi juga menilai, Norwegia mitra penting dalam kerja sama bidang lingkungan hidup‎, HAM, energi, perikanan, dan bidang kemaritiman.

oleh Luqman RimadiAndreas Gerry Tuwo diperbarui 14 Apr 2015, 18:46 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2015, 18:46 WIB
Perkuat Hubungan Bilateral, Presiden Jokowi Terima Kunjungan PM Norwegia
Perdana Menteri (PM) Norwegia, Erna Solberg menandatangani nota di Istana Negara, Jakarta, Selasa (14/4/215). Kunjungan PM Norwegia Erna Solberg dalam rangka memperkuat kerja sama bisnis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg di Istana Kepresidenan, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Presiden Jokowi mengatakan, pertemuan dengan Erna dan beberapa jajaran menterinya sebagai pertemuan yang produktif, dan menghasilkan beberapa kesepakatan yang saling menguntungkan antara kedua negara.

"Ini pertemuan yang sangat produktif dan bersahabat dengan PM Norwegia Erna Solberg. Dan ini merupakan kunjungan pertama PM Erna ke Indonesia," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Jokowi menjelaskan, Indonesia dan Norwegia memiliki karakter yang sangat berbeda jika dilihat dari letak geografis, ukuran penduduk, dan bidang kapasitas ekonomi. Namun 2 negara ini memiliki banyak kesamaan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai universal, antara lain demokrasi dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).

"Kombinasi ini yang menjadikan hubungan kedua negara sangat erat, bersahabat, dan saling mendatangkan manfaat," kata Jokowi.

Jokowi juga menilai Norwegia mitra penting dalam kerja sama bidang lingkungan hidup‎, HAM, energi, perikanan, dan bidang kemaritiman. Karena itu dalam pertemuan bilateral ini dibahas upaya penguatan kerja sama bilateral di bidang-bidang tersebut.

"Seperti ‎di bidang lingkungan hidup dan kehutanan, kedua negara telah sepakat melanjutkan kerja sama REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation in Developing Countries Plus), yang pelaksanaannya telah dimulai sejak 2010. Norwegia menghargai komitmen Indonesia untuk penurunan emisi gas rumah kaca 26-41 persen pada 2020, serta beberapa kebijakan afirmatif lainnya," papar Jokowi.

Jokowi mengatakan, bidang perikanan Norwegia dapat menjadi mitra penting Indonesia. Termasuk upaya memberantas penangkapan ikan secara ilegal (IUU Fishing) dan budi daya ikan laut.

"Sedangkan di bidang energi terbarukan, kerja sama dilakukan antara lain di bidang hydropower dan domestic biogas. Kerja sama ini telah dilakukan sejak 1995, dan akan terus dilanjutkan oleh kedua negara," kata dia.

Polisi Wanita

Kemudian di bidang kerja sama triangular, lanjut Jokowi, Indonesia-Norwegia telah melakukan kerja sama melatih 25 polisi wanita dan 12 guru dari Afghanistan di Jakarta dan Bandung.

"Melihat positifnya hasil kerja sama ini, kami sepakat untuk menjajaki perluasan kerja sama triangular antara Indonesia-Norwegia ke negara-negara berkembang lainnya," kata Jokowi.

‎Kerja sama bidang pendidikan, Jokowi mengatakan, kedua negara sepakat mendorong implementasi joint-degree antar-universitas. Beberapa universitas di Indonesia, seperti UGM, ITB, dan Akademi Keperawatan Ibnu Sina telah menjalin kerja sama dengan sejumlah universitas di Norwegia.

"Tercatat antara 60-80 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Norwegia, dan sebagian besar mahasiswa pasca-sarjana," kata Jokowi.

Tak lupa, Jokowi menyampaikan penghargaan kepada Erna atas kunjungan ke Indonesia. Ia berharap, kedatangan ini semakin meningkatkan hubungan bilateral Indonesia-Norwegia.

"Semoga hubungan yang saat ini telah terjalin cukup lama, akan semakin kuat dan bermanfaat bagi rakyat kedua negara," pungkas Jokowi.

Selama di Indonesia, Erna rencananya melakukan beberapa pertemuan membahas kerja sama di beberapa bidang. Di antaranya bidang kemaritiman, ekonomi, investasi, sosial dan budaya.

Partner

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi bahkan menyebut Negeri Skandinavia itu sebagai salah satu mitra penting Indonesia. Hal ini dibuktikan dari banyaknya kerjasama yang dijalin dua negara beda benua ini.

"Bagi Indonesia, Norwegia adalah partner di bidang lingkungan hidup dan perubahan iklim, partner di bidang perikanan, energi dan juga partner di bidang kerja sama HAM," kata mantan Dubes RI untuk Belanda ini di Hotel Mulia Senayan Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Kata Retno, kerja sama antara Indonesia dan Norwegia di bidang hak HAM sudah terjalin sejak lama. Oleh sebab itu, lawatan ini menjadi momen memajukan apa yang sudah dicapai Indonesia dan Norwegia.

"Kita sudah memilliki kerja sama HAM pertama dengan Norway pada 2002. Jadi ingin meng-capitalize (mengutamakan) isu (kerja sama) yang prioritas bagi pemerintah sekarang," ucapnya. "Jadi kunjungan ini digunakan untuk meningkatkan kerja sama ini." (Rmn/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya