Liputan6.com, Jakarta - 4 Hari berselang setelah nyawa [Deudeuh Alfi Syahrin](Nasib Tragis Deudeuh si Pekerja Freelance "") (26) melayang di kamar kosnya, si pelaku pun berhasil ditangkap. Prio Santoso atau Rio Santoso, tersangka tunggal pembunuh pemilik akun Twitter @tataa_chubby itu dibekuk di rumahnya yang berada di Jonggol, Bogor, Jawa Barat.
Kecurigaan polisi pada pria yang berprofesi sebagai guru matematika di tempat Bimbingan Belajar di Kedoya Jakarta Barat itu, berawal dari buku catatan Deudeuh. Setelah diselidiki, polisi menemukan keberadaan Rio di rumahnya.
Ia lalu ditangkap tim Subdit Jantanras Polda Metro Jaya Rabu dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, tanpa perlawanan sedikit pun.
"Pelaku mengaku mengeksekusi korban sendirian," ujar Kepala Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heriawan sambil menghadirkan pelaku di Mapolda Metro Jaya Jakarta, Rabu (15/4/2015).
Berdasarkan pengakuan pria berusia 25 tahun itu kepada polisi, ia sudah berumah tangga dan memiliki 1 anak. Dia saat ini menunggu kelahiran anak keduanya.
Beberapa harta benda milik Deudeuh, yang diduga hilang digondol Rio, kini diamankan polisi sebagai barang bukti.
Dari tangan Rio, tim Unit I Subdit Jatantas Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyita 3 ponsel merek Samsung, 1 laptop Macbook, 1 tablet Ipad, dan uang tunai Rp 2,8 juta. Polisi juga menyita 3 lembar fotokopi buku rekening Deudeuh.
Saat Liputan6.com menengok salinan buku rekening pemilik akun yang terkenal dengan panggilan Tata di jejaring sosial, terlihat bahwa ia rajin menyetorkan uangnya di bank. Hal ini dilihat dari jumlah saldo rekeningnya yang mencapai puluhan juta rupiah.
Sakit Hati
Polisi awalnya menduga pembunuhan pekerja freelance asal Depok, Deudeuh Alfi Syahrin memiliki indikasi terencana. Namun hal itu tak terbukti. Dari pengakuan Rio setelah ditangkap, barulah terungkap apa sebenarnya motif pembunuhan janda anak 1 tersebut.
Pembunuhan tragis Deudeuh itu ternyata dilatarbelakangi tragedi bau badan tersangka Rio. Ia mengaku tindakannya menghabisi nyawa wanita yang akrab disapa Empi karena sakit hati disebut aroma tubuhnya sangat menyengat.
Berdasarkan pengakuannya kepada polisi, wanita 26 tahun itu sampai menutup hidung dan berkali-kali memberitahu bahwa ia terganggu dengan bau badannya. Rio mengaku sudah 2 kali datang ke tempat kos Deudeuh di bilangan Tebet, Jakarta Timur itu.
"Tersangka sakit hati karena (diprotes korban) bau badan. Saat bercinta, korban sesekali tutup hidung," terang Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.
Rio mengaku sangat tersinggung dengan sikap korban yang tak ramah. Saat sedang melakukan hubungan intim dengan korban, bapak beranak 1 itu melihat hair dryer tergeletak di dekatnya dan terbersit niat untuk menumpahkan kekesalannya menggunakan alat itu.
Ia pun menjerat Deudeuh dengan kabel alat pengering rambut tersebut.
Di balik aksi bejatnya terhadap Deudeuh, Rio dikenal sebagai sosok yang pintar dan religius. Hal itu diutarakan oleh pamannya, Suhdi. Pria yang membawa Rio dari Cimanggis, Depok ke Tangerang, setelah ayahnya meninggal.
Suhdi juga menuturkan bahwa sejak ditinggal mati sang ayah saat duduk di bangku kelas 3 SD, Rio selalu mendapat nilai baik di sekolahnya. Bahkan, sampai mendapat beasiswa untuk kuliah di Bogor.
Advertisement
Suara Ahok
Kasus pembunuhan Deudeuh Alfi Sahrin di kamar kos di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, menyisakan banyak permasalahan. Termasuk, soal pengawasan rumah kos yang kerap dijadikan tempat prostitusi terselubung. Ahok pun bersuara.
Gubernur DKI Ahok mengaku bingung dengan pengawasan terhadap rumah kos yang kian menjamur. Sebab, perlu bukti kuat untuk menindak rumah kos. Saking bingungnya, Ahok berkelakar tanggung jawab pengawasan ada pada ibu kos.
"(Tanggung jawab) ibu kos. Hahaha," ucap pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu di Balaikota, Jakarta Pusat.
Deudeuh Alfi Syahrin yang populer bernama Tata di Twitter itu, ditemukan tewas mengenaskan di kamar kosnya, Jalan Tebet Utara 15-C, Nomor 28 RT 7 RW 10, Tebet Timur, Jakarta Selatan pada Sabtu 11 April malam.
Jenazah Deudeuh yang juga akrab disapa Empi itu, ditemukan tanpa busana dengan mulut disumpal kaus kaki hitam dan leher dijerat lilitan kabel. Di tubuhnya juga ditemukan luka tusukan benda tajam.
Saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan 2 alat kontrasepsi bekas di kamar kos Deudeuh. Jenazah janda beranak 1 asal Depok ini dimakamkan keluarganya di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat, pada Minggu 12 April 2015 siang. (Tnt)