Deudeuh Tewas di Rumah Kos, Ini Kata Ahok soal Pengawasan

Ahok mengomentari soal pengawasan rumah kos yang kerap dijadikan tempat prostitusi terselubung.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 15 Apr 2015, 18:19 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2015, 18:19 WIB
TKP pembunuhan Deudeuh
TKP pembunuhan Deudeuh di Tebet (Foto: Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan Deudeuh Alfi Sahrin di kamar kos di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, menyisakan banyak permasalahan. Termasuk, soal pengawasan rumah kos yang kerap dijadikan tempat prostitusi terselubung.

Gubernur DKI Ahok mengaku bingung dengan pengawasan terhadap rumah kos yang kian menjamur. Sebab, perlu bukti kuat untuk menindak rumah kos. Saking bingungnya, Ahok berkelakar tanggung jawab pengawasan ada pada ibu kos.

"(Tanggung jawab) ibu kos. Hahaha," ucap pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (15/4/2015).

Candaan Ahok itu turut membuat awak media yang sedang mewawancarai mantan Bupati Belitung Timur itu ikut tertawa.

Menurut Ahok, sebagai kos untuk wanita, seharusnya tamu pria tidak boleh masuk. Hal itu juga sulit dilakukan karena tidak setiap saat penjaga kos mengetahui siapa saja yang masuk ke kamar kos.

"Ini memang kalau soal PSK (pekerja seks komersial) susah. Memang di apartemen atau hotel nggak ada PSK?" ujar Ahok.

Karena itu, dia menyerahkan kasus ini kepada polisi. Terlebih, kegiatan ilegal itu dilakukan secara online. "Suruh dong polisi tangkap. Kayak gitu kan harus tangkap tangan. Susah juga asusila," pungkas Ahok.

Pembunuhan Deudeuh

Deudeuh Alfi Sahrin atau akrab disapa Empi ditemukan tewas di kamar kosnya Jalan Tebet Utara 15-C, Tebet Timur, Jakarta Selatan, Sabtu 11 April malam. Dalam kondisi tanpa busana, mulut disumpal kaus kaki hitam dan lilitan kabel pada lehernya.

Saat olah TKP, polisi menemukan dua alat kontrasepsi bekas pakai di kamar korban. Jenazah janda beranak satu ini dimakamkan pada Minggu 12 April 2015 siang di Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Tak sampai 5 hari, tersangka pembunuh janda berusia 26 tahun itu ditangkap di rumahnya, kawasan Jonggol, Bogor. Rio Santoso diringkus pada pukul 03.30 dini hari tadi, Rabu 15 April 2015, tanpa perlawanan.

Ia mengaku tindakannya menghabisi nyawa Deudeuh Alfi Sahrin dilatarbelakangi sakit hati karena pemilik akun Twitter @tataa_chubby itu mengatakan bau badan pelaku sangat menyengat. (Ans/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya