Liputan6.com, Lamongan - Setiono dan Ikhsan, terduga menjadi perekrut anggota ISIS, keduanya mengaku berasal dari Desa Kemiri, Kecamatan Kemiri, Banyuwangi, Jawa Timur.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (10/5/2015), keduanya diselamatkan polisi ke Mapolres Lamongan setelah sempat diamuk warga di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Lamongan Sabtu 9 Mei 2015 siang.
Di kantor polisi, keduanya masih harus menghadapi kemarahan keluarga Eko Prasetyo, seorang pemuda berusia 19 tahun yang 1 tahun lalu dibawa kedua orang ini dan dijanjikan akan dimasukkan ke pesantren di Banyuwangi namun kemudian menghilang.
Advertisement
"Ga tahu di mana, Pak, sudah 1 tahun ga ada kabarnya. Kami sebagai pihak keluarga mencari di mana pun enggak ketemu sama sekali. Katanya mau di pondokkan, di Banyuwangi katanya," ucap kakak Eko Prastyo, Ismawati.
"Saya waktu itu kan enggak khawatir. Saya kan percaya sama dia, wong dia itu di musholla itu ya baik-baik. Kemarin, kalau saya tidak tangkap orang itu, dia ajak 2 orang pak, anak ya seperti adik saya itu," pangkasnya.
Ketika ditanyai kepada salah satu pelaku, ia justru tak mengetahui persis keberadaan Eko Prasetyo. Keduanya juga tidak bisa menjelaskan secara rinci tujuan sebenarnya mereka merekrut para pemuda tersebut.
Menurut warga, sebelum membawa Eko Prasetyo, kedua pelaku beberapa minggu menetap di sebuah masjid di Desa Logong, Kecamatan Brondong, Lamongan. Karena aktif memberikan ceramah agama dan mengajar anak-anak mengaji, para warga mulai menaruh simpati.
Hingga kini, kedua tersangka terduga perekrut ISIS ini masih menjalani pemeriksaan intensif di Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Lamongan untuk mendalami motif sebenarnya dari perekrutan sejumlah pemuda tersebut. (Vra/Yus)