Orangtua di Cibubur Telantarkan Anak Kandung Jalani Tes Kejiwaan

Menurut Budi, pihaknya melihat tidak ada masalah pada bapak 5 anak itu. Tapi, berbeda dengan kondisi sang istri, Nurindria.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 14 Mei 2015, 19:13 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2015, 19:13 WIB
Pisah-Sambut Kapolda Metro Jaya, Area Parkir Mapolda Ditutup
Polda Metro Jaya (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pasangan suami istri yang menelantarkan anak kandungnya di kawasan Citra Gran, Cibubur, Jawa Barat, diperiksa penyidik Polda Metro Jaya. Dari Jatanras, pasangan yang memiliki 5 anak itu kemudian dibawa ke Unit Renakta (kekerasan anak dan wanita).

Di tempat ini, pasangan suami istri, UP dan NS, akan melewati serangkaian pemeriksaan psikologis.

"Pemeriksaan kejiwaan itu pasti ya. Nanti diperiksa, kita tahu kondisi kejiwaannya seperti apa, apa ada kelainan," kata Kasubdit I Jatanras Polda Metro Kompol Budi Towoliu di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (14/5/2015).

Menurut Budi, pihaknya melihat tidak ada masalah pada bapak 5 anak itu. Tapi, berbeda dengan kondisi sang istri, NS. "Sejauh ini UP diajak ngobrol masih nyambung. Istrinya nanti. Saya belum simpulkan," tutur Budi.

Kelimanya Anak Kandung

Budi mengungkapkan, pihaknya mendapatkan informasi adanya dugaan penelantaran dan kekerasan terhadap anak laki-laki berusia 8 tahun, D, dari sosial media. Ia pun langsung menindaklanjuti dengan menyambangi tempat kejadian perkara (TKP). Selain dari media sosial, polisi juga mendapat aduan dari tetangga korban.

"Kami mendapat informasi dari sosmed yang di-forward pimpinan kami, kalau ada anak di bawah umur yang diusir dari rumah orang tuanya di Cibubur. Anak ini rupanya sudah hampir satu bulan tinggal di luar," ungkap dia.

Atas perintah Kasubdit Jatanras Polda Metro AKBP Herry Heryawan, personel Jatanras bersama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan petugas Kementerian Sosial bergerak dan mengevakuasi D dan 4 adik perempuannya. "Ternyata ada 5, bukan 3. Kelimanya merupakan anak kandung," jelas Budi.  

Kelima anak itu pun langsung diamankan oleh petugas. Sebab, selain diduga kelimanya mengalami kekerasan fisik dan psikis, rumah yang mereka tempati, kendati berada di kawasan perumahan elit, ternyata sangat tidak layak bagi anak-anak tersebut.

"Anak-anak ini kan dilindungi oleh negara, sehingga kita lakukan upaya evakuasi untuk menyelamatkan mereka," ungkap Herry Heryawan. (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya