Cerita Selma Mutiara, Siswi Peraih UN Tertinggi se-Yogyakarta

Selain mendapat UN tertinggi, Selma juga diterima di Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur undangan.

oleh Yanuar H diperbarui 16 Mei 2015, 16:08 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2015, 16:08 WIB
Siswi Peraih UN Tertinggi se-Yogyakarta
Selma Mutiara Hani, Siswi SMA N 3 Yogyakarta Peraih UN Tertinggi se-DIY (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Yogyakarta - Satu hal yang tidak disangka siswi SMA 3 Negeri Yogyakarta Selma Mutiara Hani adalah mendapat nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gadis kelahiran 13 Februari 1997 itu mencatatkan nilai 562,1 untuk total 6 mata pelajaran UN.

Selma masih merasa tidak percaya. Khusus mata pelajaran Kimia ia mendapatkan nilai terbaik. Sementara mata pelajaran itu bukanlah mata pelajaran favoritnya.

"Saya nggak menyangka dapat nilai tertinggi, padahal selama ini nggak pernah dapat rangking 1 di sekolah. Apalagi dapat nilai 100 untuk Kimia, selama ini nggak begitu minat," kata Selma di rumahnya di Gandok, Candongcatur, Depok, Sleman, Sabtu (16/5/2015).

Selma menceritakan, awalnya dia tidak tahu mendapat nilai tertinggi dalam UN se-Yogyakarta. Teman dekatnyalah yang pertama kali memberi tahu usai membaca di media massa. Temannya itu mengatakan, Selma tercatat sebagai peraih nilai tertinggi.

"Benar nggak ini, akhirnya diberitahu sekolah, ternyata benar. Senang rasanya, tapi awalnya masih nggak percaya," ujar dia.

Selma mengatakan, sepekan sebelum pelaksanaan UN, dia sempat merasa stres. Ditambah muncul soal bocoran soal UN yang menyebar di grup Line angkatannya.

"Tapi untungnya teman-teman kompak, sudah nggak usah kita pikir, kita jujur sajalah. Pas itu rasanya itu gimana ya, susah, stres juga," ujar dia.

Selma mengaku telah belajar keras menghadapi UN. Perjuangannya pun terbayar. Selain mendapat UN tertinggi, dia diterima di Fakultas Kedokteran UGM melalui jalur undangan.

"Saya waktu mau UN itu les privat, kalau belajar di rumah juga paling nggak 3 jam, jadi benar-benar fokus. Tapi saya juga nggak mau memaksakan diri, kalau capak ya istirahat," tandas Selma.

Ani Kusanani Febriani, ibunda Selma mengaku bangga dengan anaknya. Kepada Selma ia berpesan agar selalu rendah hati dan tidak cepat berpuas diri.

"Ini bukan tujuan akhir, masih perlu terus belajar. Saya berharap Selma nantinya bisa jadi dokter yang salihah, cerdas, pintar dan tetap rendah hati," kata sang bunda. (Mvi/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya