Liputan6.com, Boyolali - Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali dilaporkan tengah melakukan proses evakuasi lanjutan untuk Eri Yunanto di kawah Gunung Merapi. Setelah sempat tertunda pada Sabtu 16 Mei 2015 petang, akibat cuaca berkabut.
"Tim SAR Selo menurunkan 3 tim. Posisi sudah bergerak ke atas puncak Gunung Merapi," ungkap Kepala Pusat Data Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitter @Sutopo_BNPB yang dikutip Minggu (17/5/2015).
Selain itu para relawan, serta warga dilaporkan turut serta menuju lokasi jatuhnya Eri Yunanto.
"Korban terpantau atas diperkirakan kedalaman 100 hingga 200 meter," beber Sutopo melalui pesan singkatnya.
Namun belum diketahui di mana posisi mahasiswa jurusan mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu terjatuh, serta apakah korban masih hidup atau tidak. "Saat ini kami masih menunggu kabar dari tim evakuasi," ucap Sutopo.
Namun belakangan beredar foto posisi terakhir Eri Yanto di kawah Gunung Merapi, yang digambarkan melalui keterangan saksi mata.
Dalam posting-an yang di media sosial Path milik 'DPamungkas', terlihat gambar tebing puncak Merapi dan arah yang diperkirakan posisi jatuhnya mahasiswa Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu.
Sementara itu, melalui akun Twitter Sutopo Purwo Nugroho @Sutopo_BNPB, juga mem-posting gambar serupa.
"Foto-foto ini digunakan dalam pencarian korban dalam briefing oleh SAR Selo dan BPBD Boyolali. Gambaran Puncak Gunung Merapi yang digunakan sebagai rujukan tim SAR untuk mengevakuasi korban jatuh di kawah Gungung Merapi," tulis Sutopo melengkapi posting-annya.
Eri Yunanto yang beralamat di Kampung Mberu, Sleman itu dilaporkan mendaki Merapi bersama lima orang temannya. Saat berada di kawasan puncak merapi pada Sabtu 16 Mei, pendaki asal Yogyakarta tersebut terpeleset dan jatuh ke dalam kawah.
"Pada saat di puncak pukul 11.00 WIB, survivor terpleset dan jatuh di kawah," jelas Sutopo.
Pendakian di Gunung Merapi hanya dibatasi hingga ke kawasan Pasar Bubrah alias tidak diperbolehkan hingga puncak. Hal ini disebabkan di kawasan puncak Merapi terdapat bebatuan muda hasil erupsi yang mudah bergerak dan membahayakan pendaki.
Kondisi puncak Merapi saat ini memang rawan semenjak letusan 2010 lalu. Puncak Garuda dan kawah mati yang dulunya terpisah, kini menyatu menjadi kawah aktif setelah letusan 2010. Sementara itu, lebar kawah Merapi kini bertambah. (Tnt/Mut)
Advertisement