Liputan6.com, Jakarta - ‎Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai kinerja DPR pada masa sidang III, 23 Maret sampai 24 April 2015 masih rendah. DPR belum mendongkrak kuantitas maupun kualitas kinerja di masa sidang III, bahkan bila ada pekerjaan yang cepat hanya untuk melayani diri sendiri.
"Kinerja DPR pada masa sidang III sangat‎ rendah, kalaupun bukan berarti bobrok. Legislasi tidak menghasilkan UU Prioritas, anggaran tidak efisien, efektif, dan transparan, pengawasan minim hasil, dan kelembagaan kurang atau bahkan tidak difungsionalkan," kata peneliti Formappi Tommy Legowo, di Jakarta, Kamis (21/5/2015).
Formappi juga menilai masa sidang III masih diwarnai sengkarut pengkubuan politik antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) yang mempengaruhi pengambilan keputusan di DPR.
DPR, lanjut dia, dalam menjalankan fungsi anggaran juga biasa saja, tidak ada kesan memperjuangkan aspirasi dan kepentingan rakyat. "Tidak efisien, baik dari tata kerja maupun waktu serta boros anggaran, sementara hasil tidak efektif. Transparansi belum jadi keniscayaan bagi DPR sehingga membuka peluang korupsi dan transaksi gelap," ujar dia.
Formappi mencatat penggunaan anggaran DPR termasuk boros. Tiap bulan negara membiayai DPR sebesar Rp 432,5 miliar. Artinya, tiap tahun negara mengeluarkan uang Rp 5.191 triliun untuk DPR. Sejak dilantik, DPR telah bekerja selama 7 bulan.
"Anggaran yang digunakan selama 7 bulan itu mencapai Rp 3.027 triliun atau 58% dari total anggaran DPR. Dana yang telah dikeluarkan kurang sebanding dengan kinerja DPR yang bobrok," tutur Tommy.
Sementara, dalam fungsi pengawasan, DPR dinilai tidak fokus dan minim hasil. Tommy menuturkan komisi-komisi di DPR tidak fokus melakukan pengawasan pelaksanaan APBN maupun APBN-P 2015.
"Dalam Rapat Konsultasi Presiden Jokowi dengan DPR pada 6 April‎ lalu diakui bahwa penyerapan anggaran dari Januari-Maret 2015 baru sekitar 18,5%. Tapi, rapat-rapat komisi yang terkait dengan pengawasan pelaksanaan APBN hanya 6 kali rapat," imbuh dia.
"Rencana penggunaan hak angket terhadap Menkumham tampak berhenti di tengah jalan pula," tandas Tommy.
Selain itu, DPR juga mendapat kritik saat masa reses. Banyak aspirasi diterima DPR secara langsung atau tidak langsung, tapi tidak jelas tindak lanjutnya. (Mut)
Formappi Beri Rapor Merah untuk Masa Sidang III DPR
Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai kinerja DPR pada masa sidang III, 23 Maret sampai 24 April 2015 masih rendah.
Diperbarui 21 Mei 2015, 12:00 WIBDiterbitkan 21 Mei 2015, 12:00 WIB
Suasana usai sidang paripurna di Komplek Parlemen, Jakarta. Jumat (24/04/2015). Sidang Paripurna yang beragendakan Laporan Komisi III DPR RI terhadap Hasil Pembahasan atas RUU. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Jejak Perkembangan Motif Batik Betawi
Banyak Ijazah Warga Jakarta Ditahan, Pramono Minta Pemutihan Dilanjutkan
Film The Accountant 2 Tayang, Berikut Sinopsis dan Daftar Pemainnya
Amalan-Amalan Berpahala Setara Haji dan Umrah, Nomor 3 Khusus Wanita Muslimah
Alasan Mengapa Cirebon Bergaya Jawa, Sementara Brebes Masih Sunda
Waketum Golkar Ajak Publik Tak Habiskan Energi Bahas Usul Pergantian Wapres dan Isu Ijazah Palsu
Makanan Ultra Proses Ternyata Memengaruhi Kesehatan Mental
4 Tips Memilih Gamis 2025 yang Nyaman Dipakai Sehari-hari, Yuk Simak!
Bertambah, Ada 31 Mantan Karyawan Perusahaan di Pekanbaru Ijazahnya Ditahan
Tim Voli Milik Presiden SBY Pertama Lolos Grand Final, Jakarta LavAni Belum Punya Lawan
Danjen Kopassus: Ormas Ganggu Keamanan Harus Ditindak
Aul, Makhluk Mitologi Serigala dari Lereng Gunung Slamet