Yogya Dilanda 3 Gempa Kecil, Warga Diimbau Waspada

BMKG DIY mencatat setidaknya ada 3 gempa yang tidak dirasakan oleh warga.

oleh Yanuar H diperbarui 01 Jun 2015, 18:49 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2015, 18:49 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) akhir-akhir ini dilanda gempa berkekuatan sedang. Setidaknya ada 3 gempa yang tidak dirasakan oleh warga.
,
Kasie Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY, Teguh Prasetyo, menguraikan gempa pertama terjadi pada Kamis 28 Mei 2015 siang. Gempa berkekuatan 3,4 SR itu melanda daerah Wonosari Gunungkidul.

Selanjutnya, gempa 4,9 SR menggoyang daerah Bantul dan Gunungkidul pada Minggu 31 Mei 2015. Dan terakhir, gempa 2,9 SR terjadi hari ini pukul 05.15 WIB.

"Hari ini jam 05.15 WIB pusat gempa berlokasi di koordinat 8.03 LS dan 110.36 BT atau sekitar 16 KM arah tenggara dari Kabupaten Bantul. Gempa dengan kedalaman 10 km semuanya dirasakan 2 MMI di Bantul dan Gungungkidul," ujar Teguh di Yogyakarta, Senin (1/6/2015).

Teguh mengatakan, gempa itu terjadi akibat gerakan lempengan Euro Asia dan Indo Australia. Lempengan Indo Australia itu bergerak dari arah barat laut sekitar 71 mm per tahun.

Sementara dari lempengan pasifik dari timur laut bergerak dengan kecepatan 110 mm per tahun. Pergerakan ini, lanjut dia, menghasilkan energi hingga menimbulkan gempa. Namun begitu secara teori pelepasan energi itu justru bagus untuk alam.

"Dengan begitu energi mulai dilepaskan sedikit demi sidikit. Kalau enggak ada gempa, energi akan terkumpul. Energi yang akan dikeluarkan itu akan besar. Tapi semua itu tidak bergerak sendiri dikontrol oleh yang maha kuasa," jelas Teguh.

Adanya gempa yang menggoyang DIY, Teguh berpesan kepada masyarakat agar tetap siaga dan waspada.

"Waspada dan menjalankan ketaatan kepada Tuhan. Tapi secara penelitian kita ada stasiun Prekursor gempa bumi untuk meneliti gempa bumi. Tapi kalau tanda alam terlihat jelas, seperti hewan berpindah, lalu tanah naik-turun lalu air laut surut, maka segera naik ke daerah tinggi," tukas Teguh. (Ali/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya