Liputan6.com, Jakarta - Sejak duduk sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi Presiden, tubuh kurus Jokowi tampak tak berubah. Namun rupanya Jokowi merasa terganggu dengan tubuh kurusnya.
Dia merasa tubuhnya terlalu kurus untuk ukuran pejabat, apalagi seorang Presiden. Dengan berat tubuh yang hanya 56 kilogram, Jokowi tampaknya sedang berpikir untuk menaikkan berat badannya.
Mengingat tak lama lagi juga pernikahan putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka dengan Putri Solo 2009 Selvi Ananda bakal digelar. Sebagai yang punya hajat, Jokowi ingin terlihat sempurna.
Maka Jokowi pun meminta dibelikan alat timbangan kepada seorang stafnya.
"Ini Pak Jokowi kemarin tanya, ada timbangan enggak? Dia minta dicarikan. Makanya saya cari. Ini sudah dapat timbangannya, tadi saya beli," ujar staf pribadi Jokowi, Pradista Machdala saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Rabu 4 Juni 2015 kemarin.
"Saya cuma disuruh beli, ya saya cari. Dan ini dapat untuk Bapak."
Program Penggemukan?
Timbangan yang dibelikan untuk Jokowi yakni versi digital. Pembelian alat itu masuk ke dalam program pengadaan barang operasional kegiatan Presiden.
Lalu, apakah timbangan tersebut terkait dengan program penggemukan badan Jokowi jelang hari pernikahan Gibran? Pria lulusan IPDN itu mengaku tidak tahu.
"Wah, kalau itu saya nggak tahu. Yang jelas Bapak kemarin butuh timbangan, ya saya cari," ucap pria yang karib disapa Dista itu.
Selain timbangan, PNS Pemprov DKI Jakarta yang diperbantukan untuk mengurus keperluan pribadi Presiden itu mengatakan, Jokowi juga minta dibelikan alat pelindung kaki atau decker yang dipakai untuk bersepeda.
Sang Presiden memang kerap bersepeda setiap Minggu di jalur Car Free Day di kawasan sekitar Istana Bogor, Jawa Barat atau di Jalan MH Thamrin hingga Bundaran HI, Jakarta.
"Bapak juga minta carikan decker. Ini untuk sepedaan. Bapak rutin olahraga sepeda setiap weekend di Istana Bogor, kadang di juga ke Kebun Raya, ketemu sama warga. Ini sih untuk naik sepeda," ujar Pradista. (Ndy/Sss)