Warga Sekitar Jatuhnya Hercules C-130 Diberi Trauma Healing

"Takut lihat pesawat, takut juga naik pesawat," kata seorang anak di lokasi kejadian yang mengikuti trauma healing.

oleh Reza Efendi diperbarui 09 Jul 2015, 02:00 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2015, 02:00 WIB
20150702-Upaya Sterilisasi Lokasi Jatuhnya Hercules, Polisi Pasang Kawat Berduri-Medan 1
Petugas berdiri di dekat kawat berduri yang mengelilingi lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130, di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumut, Kamis (2/7/2015). Untuk mensterilisasi lokasi, petugas memasang barikade kawat berduri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Medan - Untuk menghilangkan trauma masyarakat sekitar lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 di kawasan Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatra Utara, Polda Sumatera Utara melakukan trauma healing.

Kabag Psikologi Polda Sumut, AKBP Mangasi Silaen, mengatakan, trauma healing ini dilakukan sebagai tindakan untuk membantu orang lain dalam mengurangi bahkan menghilangkan gangguan psikologis yang sedang dialami akibat trauma.

"Psikoterapi ini kita lakukan setelah kemarin keluarga korban juga kita berikan layanan konseling. Nah, bagi warga di lokasi ini sangat dibutuhkan," kata Mangasi di lokasi trauma healing, STMIK Neumann di Jalan Jamin Ginting, Medan, Rabu (8/7/2015).

Mangasi menjelaskan, trauma healing dikelompokkan dalam dua bagian. Di mana anak-anak diberi layanan terapi bermain sambil menggerakan anggota tubuh, sedangkan orang dewasa diberi beberapa metode layanan berupa hipnotherapy, focus group discusion (FGD) untuk mencari solusi bersama serta individu.

"Mereka mengaku masih diselimuti rasa takut dan cemas. Secara fisik dirasakan getaran tremor pada sebagian organ motorik, terutama jika mendengar suara benturan," jelas Mangasi.

Seorang anak di lokasi kejadian yang mengikuti trauma healing, Kaisar (6), mengaku sangat ketakutan setiap kali melihat pesawat. Sebab saat pesawat Hercules jatuh, Selasa 30 Juni 2015 lalu, Kaisar terkena pecahan kaca di sekitar lokasi kejadian. Kaki kanan bocah itu pun hingga kini masih terluka.

"Takut lihat pesawat, takut juga naik pesawat," ujar Kaisar.

Seorang psikolog yang memberikan trauma healing, Rahmadani Hidayatin, menuturkan, trauma pascakecelakaan biasa dialami korban maupun personal yang terpapar langsung dengan kejadian. Pada tingkatan terparah tanpa penanganan, penderita trauma akibat paparan kecelakaan dan bencana bisa mengalami gangguan kejiwaan, gangguan tidur, hingga stres.

"Tujuan kita melakukan trauma healing ini untuk menghilangkan trauma para masyarakat di sini akibat kecelakaan kemarin," tandas Rahmadani.

Pesawat Hercules C-130 dengan nomor ekor A-1310 jatuh dengan posisi terbalik di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni 2015 sekitar pukul 11.50 WIB.

Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Soewondo, Medan, sekitar pukul 11.48 WIB. Pesawat buatan tahun 1960-an itu hendak menuju Kepulauan Natuna untuk menjalankan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer (PAUM), yakni pengiriman logistik.

Burung besi yang dipiloti Kapten Penerbang Sandy Permana itu sempat menghubungi menara Air Traffic Control (ATC) 2 menit usai take off dan menginformasikan telah terjadi kerusakan.

Saat itu, pilot juga meminta untuk return to base (RTB) ke Lanud Soewondo. Belum sempat dibalas, ATC sudah kehilangan kontak. Pesawat kemudian diketahui jatuh di pemukiman warga di Jalan Jamin Ginting. (Ali/Nda)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya