‎Pansel KPK Minta Johan Budi Tularkan Ilmu Jubir

Anggota Pansel Capim KPK Betti Alisjahbana mengatakan, sosok Johan Budi memiliki interpretasi kuat sebagai Jubir KPK.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 25 Agu 2015, 15:09 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2015, 15:09 WIB
Pejabat Pemerintah Kab Musi Banyuasin Ditangkap KPK
Plt Komisioner KPK, Johan Budi SP membeberkan kronologis proses penangkapan saat jumpa pers terkait operasi tangkap tangan pejabat Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin di gedung KPK Jakarta, Sabtu (20/6/2015). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pimpinan sementara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Sapto Prabowo turut meramaikan bursa pencalonan pimpinan lembaga antikorupsi itu. Dalam tes wawancara yang dilakukan Panitia Seleksi (Pansel), Johan diminta agar bisa menularkan ilmunya selama mengabdi di KPK. Terutama dalam profesi yang pernah digelutinya, ‎Juru Bicara KPK.

Salah satu anggota Pansel Capim KPK Betti Alisjahbana mengatakan, sosok Johan Budi memiliki  interpretasi kuat sebagai Jubir KPK.

"Waktu Bapak jadi Jubir saya lihat Pak Johan. Jadi Plt yang bicara masih Pak Johan juga‎. Pertanyaan saya, apakah Pak Johan ini nyimpen ilmunya sendiri,"‎ tanya Betti di Gedung Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Menanggapi hal itu, Johan Budi menegaskan KPK sudah lama mencari ‎sosok pengganti dirinya. Namun dia tidak tahu apa kendala KPK sehingga sampai saat ini belum mempunyai juru bicara resmi.

"Kita sudah lakukan seleksi membuka pendaftaran Jubir KPK, tapi nggak dapat-dapat. Nggak tahu apakah standarnya terlalu tinggi atau bagaimana. Dari dalam juga sudah ada yang ikut seleksi tapi tidak lulus," jawab Johan.

Johan juga membantah jika disebut memonopoli pembicaraan di KPK. Sebab, saat ini banyak pegawai KPK lain yang juga kerap memberikan informasi di media terkait kinerja lembaga antikorupsi tersebut.

"Sebenarnya di Biro Humas sudah ada Kepala Bagian (Kabag). Kabag Pemberitaan misalnya, juga sering bicara. Deputi Penindakan pun begitu. Jadi bukan saya memonopoli di KPK," tandas dia.

Johan mengaku‎ sudah lama ingin meninggalkan tugasnya sebagai Jubir KPK. Hal itu ia lakukan sejak dia masih menjabat sebagai Deputi Pencegahan KPK.

"Saya sebenarnya sudah lama ingin mundur dari peran sebagai jubir. Tapi dari pihak pimpinan meminta saya tetap di posisi itu. Bahkan ada pimpinan nggak mau konpers kalau saya nggak ikut," tutur Johan.

Membangun SDM

anggota Pansel KPK lainnya Supra Wimbarti berkesimpulan, Johan Budi mempunyai kelebihan dalam menyampaikan informasi di KPK. Johan terlihat sangat santai saat mengumumkan ‎status tersangka seseorang. Termasuk saat berbicara terkait konflik KPK-Polri yang biasa dikenal dengan istilah 'Cicak Vs Buaya'.

Karena itu, Supra berharap agar Johan Budi mampu menularkan kemampuannya dalam mengelola emosi di depan publik.

‎"Ini tentu tidak lepas dari gaya Bapak yang selalu terlihat cool saat berbicara di depan media. Ini sekaligus jadi saran, bagaimana kepandaian bapak berpura-pura menjadi cool di depan media itu juga harus bisa ditularkan kepada pengganti bapak," ucap Supra.

Terkait hal ini, Johan mengaku akan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di tubuh KPK jika terpilih menjadi pimpinan lembaga KPK. ‎Ia juga berharap, karakter pegawai KPK tidak akan berubah meski pemimpinnya terus berganti seiring waktu.

"KPK seperti ini karena terwakili SDM yang seperti itu. Karena itu ke depan harus membangun SDM dalam sisi kemampuan. Kedua membangun karakter antikorupsi kepada pegawainya, atau mempunyai integritas. Karena membangun integritas itu sulit, naik turun," kata Johan Budi. (Mvi/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya