Liputan6.com, Jakarta - Pergeseran jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Budi Waseso menjadi kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menuai spekulasi publik, meski pun rotasi jabatan di tubuh Polri hal biasa.
Sebab, Buwas dimutasi lantaran disebut-sebut sedang menyediliki kasus dugaan korupsi di perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Pertamina dan Pelindo II.
Komisi III DPR sebagai mitra kerja Polri, menginginkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, bisa menjelaskan kepada publik alasan pergantian pria yang akrab disapa Buwas tersebut.
"Presiden harus memberikan penjelasan secara terbuka, secara transparan kepada publik, apa yang menjadi alasan utama pencopotan Pak Buwas. Ketidak ada penjelesan itu, tentu membuat masyarakat memliki persepsi yang sangat subjektif," kata Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Karena itu, Benny menilai, dalam rangka menciptakan internal Polri yang lebih baik, pemerintah perlu menjelaskan secara terbuka kepada publik.
"Apakah alasan pencoptan Buwas untuk kepentingan penegakan hukum atau karena kepentingan lain. Ini yang harus dilakukan pemerintah secepatnya," sambung dia.
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan, jika memang pergantian Buwas demi kepentingan penegakan hukum, pihaknya di Komisi III tentu akan mendukungnya.
"Itu hak anggota dewan, dan kami juga berhak untuk menanyakan itu kepada pemerintah, meminta pemerintah memberikan penjelesan secara terbuka dan objektif apa alasan pergantian itu. Tentu kita mendukung langkah pemerintah sejauh langkah itu sesuai kepentingan penegakan hukum, keadilan, dan masyarakat secara luas," tegas Benny.
Selain itu, Benny mengatakan, pihaknya juga akan memanggil Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk menjelaskan pergantian tersebut. "Kita akan memanggil Kapolri dalam waktu secepat mungkin," tandas Benny.
Kabareskrim Komjen Pol Budi Waseso digeser menjadi kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), bertukar jabatan dengan Komjen Pol Anang Iskandar. Pria yang akrab disapa Buwas itu disebut-sebut menjadi biang kegaduhan dalam menegakan berbagai kasus korupsi belakangan ini.
'Kegaduhan' itu diduga terkait aksi Bareskrim menggeledah ruang Dirut PT Pelindo II RJ Lino di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada pekan lalu.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti telah membantah rotasi Buwas sebagai akibat penggeledahan Pelindo. Begitu juga Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang disebut-sebut mengintervensi Buwas usai menggeledah Pelindo.
JK dan Badrodin sama-sama beralasan rotasi jabatan Buwas tidak terkait sama sekali dengan kasus pengusutan dugaan korupsi pengadaan mobile crane dalam kasus dwelling time itu. Rotasi di tubuh Polri hal rutin. (Rmn/Mut)
Komisi III Minta Presiden Jelaskan Alasan Pencopotan Komjen Buwas
Benny menilai, tujuan menciptakan internal Polri yang lebih baik, pemerintah perlu menjelaskan secara terbuka kepada publik.
diperbarui 07 Sep 2015, 11:41 WIBDiterbitkan 07 Sep 2015, 11:41 WIB
Ketua MK Mahfud MD (kanan) dan Ketua Komisi III DPR-RI Benny K Harman dan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fachri Hamzah saat rapat konsultasi Komisi III-MK di Gedung MK, Jakarta, Selasa (26/1).(Antara)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Memahami Arti Tadabbur dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami Arti Kalimat: Pengertian, Unsur, dan Contoh Lengkap
Apa Itu Revisi Adalah: Pengertian, Tujuan, dan Proses Pelaksanaannya
Polisi Duga Sunardi Bunuh Istrinya dan Dimasukkan ke Septic Tank Gegara Sertifikat Rumah
Kembali dari Pengungsian, Warga Palestina Dirikan Tenda Perlindungan di Tengah Puing Reruntuhan
Memahami Arti Asusila: Definisi, Dampak, dan Pencegahannya di Masyarakat
Anak Perempuan di China Jual Perhiasan Ibu Senilai Rp2,2 Miliar untuk Beli Anting-anting Seharga Rp134 Ribu
25 Agustus Zodiak Apa? Mengenal Karakteristik dan Ramalan Virgo
7 Resep Olahan Tahu Lezat dan Mudah Dibuat di Rumah
Arti Warna Feses: Indikator Penting Kesehatan Pencernaan
350 Caption Islami untuk Inspirasi dan Motivasi
Garuda Indonesia Umrah Travel Fair 2025 Digelar, Tawarkan Penerbangan Umrah Mulai Rp 11,7 Juta