Liputan6.com, Jakarta FA belum membuat keputusan apakah akan melarang selebrasi yang digunakan oleh penyerang Manchester United Rasmus Hojlund saat timnya menang atas Leicester City.
Nama penyerang Manchester United Rasmus Hojlund mendadak jadi sorotan. Bukan performanya, tapi soal selebrasinya saat Setan Merah menang 3-0 atas Leicester City pada laga Liga Inggris beberapa waktu lalu.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Gol dari Hojlund, Alejandro Garnacho, dan Bruno Fernandes memastikan kemenangan bagi tim asuhan Ruben Amorim, sehingga posisinya naik ke urutan 13 di klasemen Liga Primer.
Hasil tersebut juga membuat MU memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di semua kompetisi menjadi empat pertandingan dengan kemenangan di Stadion King Power.
Bagi Hojlund, itu adalah gol pertamanya dalam 22 pertandingan, setelah sebelumnya mengalami paceklik sehingga sangat mengkhawatirkan posisinya. Karenanya, pemain Denmark itu menandai momen itu dengan selebrasi baru, tetapi itu dengan cepat menimbulkan kontroversi.
Usai mencetak gol, Hojlund merayakannya dengan mengacungkan jempol ke atas ke arah penggemar United di Leicester, sebelum kemudian mengubahnya menjadi jempol ke bawah.
Selebrasi yang Mengagungkan Perilaku Kekerasan
Namun kontroversi utamanya adalah ketika ia melakukan gerakan 'memotong leher' - seperti adegan di film Gladiator - sehingga beberapa penggemar mengklaim gerakan itu mengagungkan perilaku kekerasan.
Meski demikian, Daily Mail melaporkan bahwa FA menanggapi perayaan itu dengan santai dan tidak berencana untuk memberi tahu Hojlund untuk berhenti melakukannya.
Advertisement
Hojlund Ngaku Dapat Dukungan dari Rekan Setim
Sementara itu, pada media Denmark Tipsbladet setelah kemenangan 3-0, Hojlund mengungkapkan bahwa ia telah mendapat dukungan dari rekan satu timnya di United, termasuk rekan senegaranya Christian Eriksen dan Patrick Dorgu, serta legenda United Denmark.
"Peter [Schmeichel] kadang-kadang membantu saya dan mendengarkan perasaan saya, baik ketika keadaan berjalan baik maupun buruk," katanya.
Tak Mau Jadikan Figur Ayah
"Saya tidak akan menyebutnya sebagai figur ayah tetapi ia banyak membantu, karena ia pernah mengalaminya sebelumnya. Ia tahu apa artinya bermain untuk Manchester United sebagai orang Denmark. Senang memiliki seseorang untuk beradu argumen dalam hal itu," ujarnya.
"Christian juga membantu saya dan yang lainnya. Namun, jika ada orang lain yang datang dan ingin sedikit bantuan, saya siap membantu. Baik untuk semua orang di sini maupun Patrick dan Chido."
Advertisement
