Pilot Asing Berulah saat Jalankan Tugas Padamkan Api di Riau

Menurut Yudi, pesawat yang dipiloti warga asing ini sedianya membantu pemadaman dari udara. Namun sang pilot, tidak mampu melakukannya.

oleh M Syukur diperbarui 08 Sep 2015, 08:41 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2015, 08:41 WIB
Kabut Asap Riau
(Antara/FB Anggoro)

Liputan6.com, Pekanbaru - Keberadaan pesawat Air Tractor bantuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau menimbulkan masalah. Pilot asing yang membawanya dilaporkan berulah dan tak mematuhi arahan dari petinggi Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

"Pilot tidak mematuhi rencana pemadaman dari udara atau water bombing," tegas Tim Satgas Udara Kebakaran Hutan dan Lahan Kapten Yudi Amariza, di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Senin 7 September 2015.

Menurut Kapten Yudi, pilot pesawat ini berjanji mampu terbang diketinggian 500 feet. Tapi setelah itu, pilot terbang tanpa site plane yang sudah disiapkan untuk pemadaman.

"Saya tegur keras. Dia terbang bukan ke daerah yang kita tunjuk, tapi ke daerah kawasan Kamov. Dia melanggar. Terbang tidak bisa bohong, mohon dikaji ulang (keberadaannya)," tegas Kapten Yudi.
 
Menurut Yudi, pesawat yang dipiloti warga asing ini sedianya membantu pemadaman dari udara dengan water bombing. Namun sang pilot, tidak mampu melaksanakannya.

"Pemadaman yang seharusnya dilakukan di titik tertentu, tidak dilakukan. Malah terbang melintas di kawasan terbang dan melakukan water bombing yang dilakukan helikopter lain.

Kapten Yudi menyebutkan, pekan lalu Air Tractor ini diminta untuk memadamkan titik api di Rimbo Panjang. "Sudah diminta ke Rimbo Panjang ketika itu, Pak Plt Gubernur juga kemarin meninjau di sana, tetapi malah tidak ke sana," ungkap Yudi.

Atas dasar inilah, Komandan Kebakaran Hutan dan Lahan Brigjen TNI Nurendi langsung merespon dan menginstruksikan untuk menyurati Kementerian Lingkungan Hidup agar mengembalikan pesawat yang diterbangkan pilot asing tersebut.

"Mungkin diputuskan saja tidak usah beroperasi, dikembalikan saja. Kalau terjadi sesuatu tambah masalah lagi. Bukan orang kita lagi (pilotnya). Bikin suratnya, dikembalikan," tegas Danrem 031/Wirabima ini.
 
Dengan rencana pengembalian pilot dan pesawat Air Tractor tersebut, praktis pemadaman melalui udara hanya dilakukan tiga unit helikopter. Ketiganya terlebih dulu telah melakukan operasi pemadaman titik api melalui udara, atau bom air. (Sun/Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya