Warga Bakar Pos Polisi dan 15 Kios di Timika

Pemicunya penyerangan warga dan insiden tertembaknya dua warga sipil.

oleh Katharina Janur diperbarui 29 Sep 2015, 17:26 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 17:26 WIB
Bentrokan Di Timika
Ratusan warga membawa mayat dua warga yang tewas di serang kelompok bersenjata ke gedung DPRD Papua Timika, Papua.

Liputan6.com, Timika - Sebanyak 15 kios dan satu pos polisi yang terletak di Terminal Gorong-gorong, Mimika, Papua dibakar massa pada Senin (28/9/2015) dini hari. Insiden ini pecah karena terpicu penembakan dua warga sipil di sekitar lokasi itu.

Hingga Selasa (29/9/2015) siang lokasi Gorong-gorong dijaga oleh lebih dari 50 personel kepolisian. Menurut polisi, pasca-kejadian tersebut situasi Timika berangsur-angsur kondusif.
 
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Papua, Kombes Pol Rudolf Patrige, mengatakan salah satu korban penembakan masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika. Korban itu atas nama Efriando (16 tahun) yang mengalami luka tembak pada paha kanan atas dan perut kiri.

"Kondisi korban stabil, tapi perlu penanganan intensif. Sementara itu jenazah Kaleb Bagau yang tadinya mau diarak ke Polsek Mimika Baru saat ini dibatalkan dan jenazah masih berada di rumah keluarga korban di sekitar Gorong-gorong," jelas Patrige di Timika, Selasa (29/9/2015)

Awalnya, aksi pembakaran di Timika dipicu penyerangan rumah salah satu warga atas nama Maria Dolorosa. Sesaat kemudian pemilik rumah menelpon polisi untuk membantu memindahkan barang-barangnya.

Tak lama berselang bantuan polisi sebanyak tiga orang datang ke lokasi kejadian dan membantu mengangkat barang-barang pemilik rumah dengan mobil patroli. Di saat itu juga sekitar 20-25 orang massa melempari polisi dengan batu.

Polisi melakukan tembakan peringatan kepada massa, namun massa tidak menghiraukan dan terus melakukan penyerangan. Saat itu juga mobil patroli polisi dilempari dan dirusak hingga kaca-kaca mobil runtuh.

"Karena massa tak mengindahkan peringatan itu, anggota melakukan penembakan untuk melumpuhkan," kata Rudolf. (Hmb/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya