Investigasi Kasus Penembakan Warga, Komnas HAM ke Timika

Kasus penembakkan warga Suku Kamoro di Timika merupakan ujian petinggi TNI dan Polri yang baru menjabat di wilayah itu.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Agu 2015, 10:58 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2015, 10:58 WIB
Ilustrasi Penembakan
Ilustrasi Penembakan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) datang ke Timika, Papua, awal September untuk menginvestigasi kasus penembakkan terhadap warga Suku Kamoro oleh oknum anggota TNI AD yang menewaskan 2 warga, Jumat 28 Agustus lalu.

Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai membenarkan rencana kedatangan Komnas HAM ke Timika. "Kami menjadwalkan awal September ke Timika untuk menyelidiki kasus itu," kata Natalius yang Minggu, (30/8/2015).

Natalius menyayangkan kembali jatuhnya korban jiwa warga sipil di Papua. Kasus penembakkan yang menewaskan Yulianus Okoare (18) dan Emanuel Mairimau (23) serta melukai sejumlah warga Suku Kamoro di kompleks Gereja Katolik Koperapoka itu menunjukkan bahwa aparat keamanan yang bertugas masih mengedepankan pendekatan militeristik.

"Kami mengutuk keras kejadian ini. Pendekatan dengan cara-cara militeristik terhadap warga Papua sama sekali tidak dibenarkan, apalagi memanfaatkan alat-alat negara (senjata api) untuk membunuh rakyat," ujar Natalius.

Ia mempertanyakan komitmen Presiden Joko Widodo untuk dapat menyelesaikan berbagai masalah pelanggaran HAM yang hingga kini masih terus terjadi di bumi Cenderawasih itu.

"Memang benar Presiden Jokowi sudah beberapa kali datang ke Papua, tapi kehadiran Presiden Jokowi hanya untuk meresmikan sejumlah proyek dan lain-lain. Kami belum pernah mendengar presiden memiliki komitmen dan kebijakan nyata untuk menyelesaikan seluruh akar masalah Papua," kata Natalius.

Natalis menambahkan, kasus penembakkan warga Suku Kamoro di Timika merupakan ujian petinggi TNI dan Polri yang baru menjabat di wilayah itu, yakni Kapolda Papua Brigjen Polisi Paulus Waterpauw dan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian untuk dapat menyelesaikannya secara adil dan jujur.

"Sebetulnya kami sangat mengharapkan kedua pimpinan TNI dan Polri yang baru ini bisa melakukan pendekatan yang lebih baik kepada warga Papua, apalagi Paulus Waterpauw anak asli Papua dan Hinsa Siburian sangat lama bertugas di Papua. Tapi mereka baru bertugas, sudah terjadi kasus seperti ini," ujar Natalius.

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian usai melakukan serah terima jabatan dengan pendahulunya Mayjen TNI Fransen Siahaan pada Sabtu 29 Agustus langsung berkunjung ke Timika untuk melayat jenazah korban penembakan yang disemayamkan di Gereja Katolik Koperapoka Timika.

Bersama Kapolda Papua Brigjen TNI Paulus Waterpauw, Pangdam Cenderawasih Hinsa Siburian berkesempatan mengunjungi 2 warga korban penembakkan yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika.

Kedua petinggi TNI dan Polri di jajaran Kodam XVII/Cenderawasih dan Kepolisian Daerah Papua itu sama-sama pernah bertugas di Mimika sebagai Komandan Kodim 1710 Mimika dan Kapolres Mimika pada periode 2003-2005.

Adapun jenazah Yulianus Okoare dan Emanuel Mairimau rencananya dimakamkan pada Minggu siang. Pemakaman kedua korban penembakkan itu didahului dengan ibadah Misa Arwah bertempat di Gereja Katolik Koperapoka Timika yang akan dipimpin langsung oleh Uskup Timika Mgr John Philip Saklil Pr. (Ant/Ron/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya