Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo memanggil Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin ke Istana. Lukman mengaku kedatangannya untuk membicarakan mengenai rencana persiapan peringatan Hari Santri Nasional pada Kamis 22 Oktober 2015.
"Presiden menanyakan beberapa hal terkait dengan perkembangan di bidang keagamaan, sebagaimana bidang yang saya bertanggung jawab di dalamnya. Dan secara khusus tadi beliau menanyakan tentang persiapan dalam rangka menyambut Hari Santri 22 Oktober nanti," ucap Lukman di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2015).
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu menyatakan tahun pertama peringatan Hari Santri itu akan digelar dengan acara cukup meriah. Terutama dihadiri para ulama dan santri dari berbagai daerah. Selain itu, akan dilakukan deklarasi penetapan Hari Santri.
"Akan diadakan sebuah acara, dalam rangka untuk mengukuhkan bahwa 22 Oktober itu adalah Hari Santri...Bapak Presiden (Jokowi) telah buatkan keppres-nya. Menandatangani keppres-nya," kata Jokowi.
Namun, lokasi dan konsep acara hingga kini masih dalam proses penyusunan. "Ini yang sedang dipersiapkan, bagaimana acaranya, tempatnya di mana dan sebagainya. Pada saatnya nanti tentu kita akan umumkan itu," tukas Lukman Hakim.
Pemerintah resmi menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang mengatur tentang adanya Hari Santri. Namun, hari tersebut tidak dihitung sebagai tanggal merah atau hari libur.
"Presiden telah menetapkan Hari Santri, yaitu pada 22 Oktober dan Hari Santri bukan hari libur?" ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis 15 Oktober 2015.
Tepati Janji Kampanye
Terkait penetapan itu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berterima kasih karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah menepati janji semasa kampanye Pilpres 2014 untuk menetapkan Hari Santri.
"Ya kita dukung dan terima kasih nanti 22 Oktober akan ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional. Ini penghargaan luar biasa pada umat Islam Indonesia yang punya karakter agama yang kuat dan kokoh di masyarakat?" kata Muhaimin di Kantor DPP PKB, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 14 Oktober lalu.
"Sesuai janji beliau (Jokowi) pada pemilu di mana akan tetapkan Hari Santri Nasional," tambah dia.
Menurut pria yang akrab disapa Cak Imin itu, para santri merupakan mereka yang besar dalam pendidikan di pesantren. Mereka pun diharapkan bisa menjadi model dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan.
"Santri ini berawal dari para murid-murid di pesantren. Tapi perkembangannya punya makna 3 kesucian, suci berpikir, suci dalam hati dan perilaku. Oleh karena itu bisa jadi modal bangsa kita buat tetap maju dan berpegang teguh dalam nilai keagamaan yang kuat," pungkas Cak Imin. (Ans/Bob)