Diduga Disiksa Ibu Tiri, Bocah R Pilih Kabur dari Rumah

Kekerasan terhadap anak di Indonesia seperti tak ada habisnya. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 8 tahun yang berinisial R.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 17 Okt 2015, 15:58 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2015, 15:58 WIB
Penganiayaan anak
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait dan bocah R yang diduga dianiaya ibu tiri. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Kekerasan terhadap anak di Indonesia seperti tak ada habisnya. Kali ini menimpa seorang bocah berusia 8 tahun yang berinisial R.

Diduga mengalami kekerasan, bocah R yang tinggal bersama ibu tiri dan ayah kandungnya, memilih melarikan diri dari rumahnya pada Senin dini hari 12 Oktober lalu. Dia ditemukan seorang penjual soto bernama Ari Puswanti (35).

"Saya menemukan anak ini jam 12 malam lewat hampir setengah satuan pas mau tutup warung soto. Saya tanya mau ke mana, udah makan belum? Malam-malam masih keluyuran," ucap Ari di Kantor Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Sabtu (17/10/2015).

Saat mendengar pengakuan R yang belum makan, dia pun memberikan makanan kepada bocah perempuan yang tinggal di Naggrak, Bogor, Jawa Barat yang berjalan kaki menuju Plaza Cibubur, Jakarta Timur.

"Saya kasih makan, katanya belum makan. Abis itu karena melihat dia kucel, saya langsung mandikan. Pas dimandiin itulah, R ngomong pelan-pelan. Pas lihat punggungnya, biru-biru, langsung nanya kenapa," beber Ari.

Karena penasaran, Ari pun terus menanyakan kepada R. Akhirnya bocah itu pun mengaku disiksa orangtuanya.

"R ngaku disiksa oleh orangtuanya, yang mana ayah kandung dan ibu tirinya. Dia takut pulang karena enggak bawa uang yang cukup. Dia harus setor Rp 50.000, tapi baru bawa uang Rp 47.000," tutur Ari.

Setelah itu, Ari pun menambah uang Rp 3.000 agar R dapat pulang. Ari takut lantaran belum melapor kepada pengurus rukun tetangga atau RT dan dianggap melakukan penculikan.

"Saya kasih uang terus suruh anak angkat saya suruh antar ke perempatan. Pas bangun besoknya, saya lihat dia tidur di depan toko dengan alas kardus," ujar Ari.

Karena kasihan, Ari pun melaporkan ke RT dan ke pihak Kepolisian. Ternyata R dilaporkan hilang oleh ayahnya. Namun, nomor telepon seluler orangtua R tidak aktif.

"Pas di kantor polisi ada laporan. Namanya sama terus ada nomor hand phone-nya. Sempat 3 kali nyambung, tapi nomornya enggak aktif. Terus polisi nyari ke alamatnya, tapi rumahnya juga kosong, karena itu saya akhirnya bawa ke Komnas Anak," pungkas Ari. (Ans/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya