Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima pengaduan dari sejumlah aktivis terkait pemberedelan Majalah Lentera. Majalah edisi 'Salatiga Kota Merah' itu diberedel aparat kepolisian dan pihak kampus Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Koordinator Sub Komisi Mediasi Komnas HAM Ansori Sinungan berjanji pihaknya akan menyelidiki kasus pemberedelan karya jurnalistik itu. Komnas HAM mengaku sangat mendukung kebebasan pers selama sesuai aturannya.
"Kita ada undang-undang pers. Kalau sudah memenuhi kaidah pers seperti yang tadi disampaikan pelapor, maka itu bisa dibilang melanggar HAM. Kita lihat ada pelanggaran HAM atau tidaknya nanti. Makanya akan kita lakukan investigasi," ujar Ansori di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 22 Oktober 2015.
Pemberedelan, kata Ansori, dilakukan pihak kampus lantaran majalah yang dibuat oleh mahasiswanya itu memuat peristiwa Gerakan 30 September 1965 tentang Partai Komunis Indonesia (PKI). Pembahasan terkait hal itu dianggap meresahkan masyarakat, khususnya di Salatiga.
"Penarikan itu dari kepolisan karena melihat (konten) meresahkan masyarakat. Kalau sudah memenuhi kaidah pers tidak ada yang meresahkan, tidak sepantasnya ditarik," tandas dia.
Lebih jauh Ansori menegaskan, pihaknya menentang pelanggaran-pelanggaran HAM di masa lalu, termasuk pada peristiwa yang akrab disebut G30S PKI. Komnas HAM telah melakukan sejumlah langkah untuk menemukan keadilan bagi korban HAM masa lalu.
Karena itu, Komnas HAM bertekad menginvestigasi lebih lanjut alasan kenapa majalah tersebut diberedel. Apakah mungkin karena ada pihak yang tidak ingin pelanggaran HAM di masa lalu terungkap atau karena faktor lain.
"Mungkin ada pihak lain yang khawatir terhadap itu sehingga tidak perlu diangkat. Inginnya semua sama-sama sudah melupakan," papar Ansori.
Lentera merupakan majalah kampus yang diterbitkan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah. Polisi setempat memerintahkan majalah itu ditarik dari peredaran dan diserahkan kepada petugas.
Majalah dengan topik 'Salatiga Kota Merah' itu merupakan edisi ketiga Lentera yang terbit pada 10 Oktober 2015. Dalam edisi itu, Lentera menulis artikel seputar tragedi G30S PKI berdasarkan peristiwa di Salatiga. (Sun/Ali)
HEADLINE HARI INI
Geger Harvey Moeis dan Sandra Dewi Terdaftar BPJS Kesehatan Fakir Miskin, Kok Bisa?
Komnas HAM Siap Selidiki Pemberedelan Majalah Lentera
Lentera merupakan majalah kampus yang diterbitkan Lembaga Pers Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana, memuat berita G30S PKI.
diperbarui 23 Okt 2015, 06:07 WIBDiterbitkan 23 Okt 2015, 06:07 WIB
Masyarakat yang mengatas namakan Peduli Riau mengadu Kepada Komnas HAM, Jakarta, Jumat (18/9/2015) Menurut data satelit NASA dari Januari- September 2015 sebanyak 2085 titik api terjadi di bulan Juli. (Liputan6.com/Helmi Afandi)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
BYD Tambah Line-Up Lagi, Paten Denza N9 Resmi Didaftarkan
350 Kata Bijak Pagi Hari untuk Membangkitkan Semangat, Awali Hari dengan Positif
Arti Mimpi Macan: Tafsir, Makna dan Penjelasan Lengkap
Donald Trump: Industri Kripto AS Bakal Jadi yang Terdepan di Dunia
Multi Medika Internasional Gandeng Perusahaan China Bangun Pabrik Popok
4 Januari 1948: Burma Raih Kemerdekaan dari Inggris
Christhoper Rungkat/Nathan Barki Lolos Final Ganda Putra M-25 Men's World Tennis Championship 2024
3 Resep Roti Goreng ala Jepang yang Cocok Jadi Camilan Akhir Pekan
Mengenal Lebih Dekat Sherly dan Bima, Hiu Paus Jinak di Gorontalo
Film Zanna: Whisper of Volcano Isle, Tayang Di Masa Liburan, Kejar Promo dan Keseruannya
Dian Sastrowardoyo Gagal Ikut Tren Makan 12 Anggur di Bawah Meja, Begini Nih Tips Anti Keselek agar Berhasil
Miliarder Pendiri Zoho Corporation Bagikan Cara Raih Kesuksesan Sejati