4 Fakta Kasus Dugaan Eksploitasi Pemain Sirkus OCI: Kisah Kelam di Balik Tawa

Mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan kasus dugaan eksploitasi dan kekerasan selama puluhan tahun. Pemerintah pun turun tangan menangani kasus yang kembali mencuat setelah sekian dekade berlalu itu.

oleh Elza Puti Pramata Diperbarui 22 Apr 2025, 15:25 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 15:25 WIB
Oriental Circus Indonesia
Pemain Oriental Circus Indonesia menunjukkan akrobat sepeda dalam The Great 50 Show di GBK, Senayan, Jakarta, Jumat (14/12). Pertunjukkan yang digelar pada 14 Desember - 17 Januari ini bekerja sama dengan sirkus internasional. (Liputan6.com/Fery Pradolo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan eksploitasi terhadap mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) dan keterkaitannya dengan Taman Safari Indonesia (TSI) tengah menjadi sorotan. Delapan mantan pekerja melaporkan berbagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi sejak tahun 1970-an itu.

Tuduhan eksploitasi ini mencakup berbagai bentuk kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi. Para mantan pemain sirkus mengklaim mengalami kekerasan fisik seperti dipukul dan disetrum, dipaksa bekerja dalam kondisi sakit, serta dipisahkan dari keluarga mereka.

Kasus yang kembali mencuat setelah sekian dekade ini memantik perhatian luas publik, tak terkecuali legislator. Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKB Abdullah mengaku prihatin dengan sejumlah mantan pemain sirkus OCI saat mengadu ke Kantor Kementerian HAM, Jakarta pada Selasa 15 April 2025 lalu.

Dia meminta aparat penegak hukum turun tangan mengusut kasus tersebut. "Kejahatan itu tidak boleh dibiarkan. Jangan ada eksploitasi dan kekerasan terhadap para pekerja. Itu jelas melanggar hukum," ujar Abdullah, beberapa waktu lalu.

Dia meminta Polri memeriksa Taman Safari Indonesia yang menjadi tempat para pemain sirkus itu tampil. Dia juga mendorong Taman Safari secara terbuka dan jujur menyampaikan keterangan terkait kasus dugaan eksploitasi dan kekerasan ini.

"Jangan ada yang ditutup-tutupi. Taman Safari harus terbuka agar kasus itu semakin terang. Apalagi kekerasan itu sudah berlangsung bertahun-tahun. Ini tidak boleh dibiarkan," kata Abdullah.

Pihak OCI dan TSI telah merespons polemik tersebut dan membantah tuduhan ekploitasi terhadap mantan pemain sirkus. OCI mengklaim telah menganggap para pemain sirkus tersebut seperti keluarga sendiri. Meski tidak digaji, mereka tetap memperoleh uang saku mingguan dan kebutuhan dasarnya dipenuhi.

Sementara Taman Safari Indonesia menyatakan tidak memiliki keterkaitan bisnis maupun hukum dengan Oriental Circus Indonesia. Manajemen menyatakan bahwa kasus dugaan ekploitasi mantan pemain sirkus OCI tidak ada kaitannya dengan Taman Safari.

Berikut 4 fakta terkait polemik kasus dugaan ekploitasi mantan pemain sirkus OCI, seperti dirangkum Liputan6.com:

 

 

1. Tidak Ada Gaji, Sudah Dianggap Seperti Keluarga

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau  (tengah) membantah tudingan penyiksaan yang dialami para mantan pemain Oriental Circus Indonesia
Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau (tengah) membantah tudingan penyiksaan yang dialami para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI). (Liputan6.com/ Ady Anugrahadi).... Selengkapnya

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau meluruskan informasi terkait mantan pemain sirkusnya yang tak menerima gaji. Menurut dia, sejak awal bergabung para pemain OCI diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar.

"Ya kalau sudah di OCI kan sudah kayak keluarga besar. Kalau sakit pasti berobat, enggak pernah bilang enggak ada uang. Semua itu sudah terjamin. Pakaian, terus uang saku," kata dia saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Kamis 17 April 2025.

Tony mengatakan, kebutuhan dasar seperti pakaian dan uang saku diberikan secara rutin. Menurutnya, meski anak-anak tersebut tidak menerima gaji, mereka tetap memperoleh uang saku mingguan untuk kebutuhan pribadi.

"Tiap minggu juga dikasih. Memang itu tidak diberi gaji, ya. Kita kan dulu juga enggak terima gaji, sama. Masih anak-anak masa terima gaji gitu ya. Tapi uang saku untuk belanja, untuk segala macem, itu selalu ada. Enggak mungkin enggak ada," ucap dia.

Dia juga menepis anggapan anak-anak dalam asuhannya mengalami kekurangan atau tak terurus.

"Kalau lihat wajahnya aja bisa kelihatan kok, gitu ya. Jadi enggak kurus-kurus, ceking, gitu kan enggak. Semua sehat-sehat," ucap dia.

Selain kebutuhan pokok, Tony menyebutkan para anggota sirkus juga mendapatkan perhatian pada momen-momen khusus seperti hari raya dan ulang tahun.

"Jadi uang belanja ada, pakaian lengkap, kalau hari raya pasti dapet hadiah, dapet apa. Biasa lah kita. Ulang tahun dirayain ramai-ramai. Itu biasa. Itu kehidupan keluarga besar," tandas dia.

2. Taman Safari Tegaskan Tak Terkait dengan Pemain Sirkus OCI

Parade satwa dan budaya di Taman Safari Indonesia.
Parade satwa dan budaya di Taman Safari Indonesia. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)... Selengkapnya

Kepala Media dan Digital Taman Safari Indonesia (TSI) Finky Santika menegaskan, Taman Safari Indonesia Group tidak memiliki keterkaitan,hubungan bisnis maupun keterlibatan hukum dengan para mantan pemain sirkus yang disebutkan dalam video tersebut.

"Perlu kami sampaikan bahwa Taman Safari Indonesia Group adalah badan usaha berbadan hukum yang berdiri secara independen dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud," ujar dia.

Finky menegaskan, permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan.

"Namun kami berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam permasalahan yang bukan menjadi bagian dari tanggung jawab kami terutama tanpa bukti yang jelas karena dapat berimplikasi kepada pertanggung jawaban hukum, ucap dia.

Taman Safari Indonesia Group selalu berkomitmen untuk menjalankan kegiatan usaha dengan mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, serta etika bisnis yang bertanggung jawab.

"Selama lebih dari 40 tahun, kami senantiasa mengutamakan konservasi, edukasi, dan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia dan mancanegara," ucap dia.

3. Asal-Usul Pemain Sirkus OCI, Diambil dari Panti Asuhan Kalijodo

Para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) menemui Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamen HAM) Mugiyanto, Selasa (15/4/2025).
Para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) menemui Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamen HAM) Mugiyanto, Selasa (15/4/2025). Mereka mendorong pemerintah membentuk tim pencari fakta untuk mengungkap pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan oleh Taman Safari Indonesia. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)... Selengkapnya

Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau angkat bicara soal asal-usul mantan pemain sirkus OCI. Isu ini ramai setelah sejumlah mantan pemain OCI menuntut keadilan dan hak-hak yang direnggut selama bergabung ke dalam organisasi tersebut.

Tony menerangkan, sebagian anak yang bergabung dalam kelompok sirkusnya berasal dari panti asuhan. Menurut Tony, orang tuanya memang memiliki kebiasaan menampung anak-anak, yang nantinya akan menjadi bagian dari keluarga besar OCI.

"Orang tua itu suka menampung anak, jadi dari bayi entah anaknya siapa itu, ternyata waktu saya tanya 'ini anak dari mana?' katanya anak dari panti asuhan. 'Panti asuhannya di mana?', 'di daerah dekat Kalijodo'. 'Kenapa diambil?', dia bilang 'saya suka sumbang, sumbang uang untuk panti asuhan'. Nah kadang-kadang dibawa juga ke sini kalau di sana penuh anak-anak," kata dia saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Kamis 17 April 2025.

Tony mengungkapkan anak-anak tersebut diambil sejak usia dini dan dibesarkan oleh keluarganya, hingga akhirnya dilatih untuk menjadi pemain sirkus.

"Jadi dari bayi gitu kan tumbuh lama, dibesarkan sampai usia 6-7 tahun baru kita bawa dia ke sirkus, dan kita latih gitu ya. Nah itu ada filmnya. Jadi di situ lah mulai menambah satwa, menambah orang juga," ucap dia.

4. Kasus Kedaluwarsa, DPR Dorong Upaya Mediasi

Rapat bersama pengelola sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang juga pengelola Taman Safari Indoensia (TSI) dengan mantan pemain sirkus di Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)
Rapat bersama pengelola sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) yang juga pengelola Taman Safari Indoensia (TSI) dengan mantan pemain sirkus di Komisi III DPR, Senayan, Jakarta, Senin (21/4/2025). (Liputan6.com/Delvira Hutabarat)... Selengkapnya

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menyarankan eks pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI) dan pengelola untuk melakukan mediasi demi menyelesaikan masalah. Hal tersebut disampaikan dalam rapat di ruang Komisi III DPR RI, Jakarta, Senin 21 April 2025.

Terkait hal tersebut, pihak OCI mengaku belum dapat memberikan kepastian, lantaran masih menunggu kembalinya Hamdan Zoelva dari Tanah Suci. Adapun, Hamdan Zoelva merupakan kuasa hukum OCI.

Sebelumnya, Sahroni memberikan waktu satu minggu atau tujuh hari kepada pihak Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia dan eks pemain sirkus OCI untuk duduk bersama.

Hal ini dimintanya usai melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) bersama dengan Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

"Baik pengelola dan para pemain mantan sirkus itu duduk sama-sama untuk mencari titik tengah apa yang diharapkan oleh si para pemain sirkus dan si pengelola," kata Sahroni kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/4/2025).

"Dan akhirnya, saya minta waktu, kasih waktu ke mereka tujuh hari. Kalau tujuh hari tidak diselesaikan, maka silakan melalui proses penegakan hukum yang nanti akan kita awasi," sambungnya.

Menurutnya, jika permasalahan tersebut dibawa ke ranah hukum, maka kasusnya sudah masuk kategori kedaluwarsa karena sudah terjadi 35 tahun lalu.

Namun, eks pemain sirkus disebutnya masih mempunyai harapan agar pihak perusahaan memenuhi tuntutan mereka karena ada dugaan eksploitasi dan penganiayaan.

"Nah, ini kan kasus perkara sudah 35 tahun. Kalau ngomong dalam aturan hukum, ini udah kedaluwarsa. Enggak bisa ini barang," sebutnya.

"Cuman karena kan si pelapor mengharapkan ada keadilan yang di mana, tolong dong lu perhatiin gue dalam keadaan seperti dulu tuh gue di-eksploitasi," tambahnya.

Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Deretan 12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu. (Liputan6.com/Trieyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya