Hutan di Bengkulu Kebakaran, Hewan Liar Serang Kebun Warga

Warga khawatir babi liar seruduk anak-anak.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 26 Okt 2015, 09:45 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2015, 09:45 WIB
Kebakaran Semeru Meluas, Kawasan Hutan Pinus Mulai Dilalap
Kebakaran di Gunung Semeru telah meluas dan merambah ke 3 titik, termasuk hutan pinus.

Liputan6.com, Bengkulu - Akibat meluasnya kebakaran hutan yang terjadi di Desa Srikaton, Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, membuat hewan liar mulai memasuki pemukiman penduduk. Yati Nurwanti, warga Srikaton mencemaskan hewan liar seperti babi menyerang masyarakat setempat karena kehilangan habitat akibat kebakaran.

"Yang kita cemaskan, banyak anak-anak. Kalau kena seruduk kan berbahaya," ujar Yati, Senin (26/10/2015).

Tidak hanya membahayakan jiwa, masuknya hewan liar ke pemukiman juga telah merugikan masyarakat. Sebab sejumlah tanaman kebun warga menjadi sasaran hewan liar yang kelaparan.

Tanaman ketela pohon yang rencananya akan dipanen bulan depan, habis dimakan babi. "Padahal kavling kebun ubi saya ini tepat berada di depan rumah, hanya berbatas jalan saja," kata dia.

Dia berharap ada bantuan pemadaman kebakaran lahan dari pemerintah setempat seperti dari badan penanggulangan bencana daerah.

Sebab jika hanya mengandalkan upaya memadamkan dengan cara tradisional dan menggunakan peralatan seadanya, dipastikan tidak akan mampu menanggulangi kebakaran lahan tersebut.

Sementara, Kepala Desa Srikaton, Sarjoni mengatakan bahwa luas lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai belasan hektare.

Lahan yang terbakar merupakan perkebunan sawit masyarakat setempat dengan kontur lahan berupa gambut sehingga api sulit padam.

"Kemungkinan setengah sampai 1 meter kedalaman gambut di lahan yang terbakar itu," kata Sarjoni.

Kebakaran lahan yang terjadi pada awal September 2015 itu, sempat mereda setelah diguyur hujan satu hari. Namun api yang masih hidup dalam lahan gambut kembali membesar dan menghanguskan lahan warga lebih luas dari yang terbakar sebelumnya. (Nil/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya