Mengapa Letusan Anak Rinjani Berdampak Hingga Bali?

Rinjani tak seperti Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, DIY yang bisa mengeluarkan awan panas.

oleh Yanuar H diperbarui 05 Nov 2015, 16:05 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2015, 16:05 WIB
Ilustrasi Gunung Meletus
Ilustrasi Gunung Meletus (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Yogyakarta - Abu vulkanik dari aktivitas Gunung Barujari yang berada di kaldera Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) meluas hingga ke Mataram. Efeknya juga terasa hingga ke Bali.

Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali sempat ditutup akibat dampak letusan gunung tersebut. Meski begitu letusan si Anak Gunung Rinjani tersebut dinilai tak bakal mengancam jiwa. Karena itulah masyarakat sekitar diminta untuk tak khawatir.

Rinjani tak seperti Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta, DIY yang bisa mengeluarkan awan panas. Menurut tenaga ahli bidang kebencanaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, Rinjani termasuk gunung api dengan tipe letusan strombolian.

Tipe strombolian adalah gunung api yang letusannya mengeluarkan lava yang cair tipis, tekanan gas yang sedang, dan letusannya mengeluarkan material padat, gas, serta cairan. Umumnya letusan ini tidak terlalu kuat, namun bersifat terus-menerus dan berlangsung lama.

Letusan Barujari, kata dia, hanya berdampak pada aktivitas dirgantara. Abu yang keluar dari gunung tersebut berpotensi mengganggu penerbangan.

Abu Halus

Mbah Rono menuturkan, masyarakat sekitar hanya akan terpapar abu vulkaniknya saja. Sehingga mereka perlu mengenakan masker. Pria yang karib disapa Mbah Rono itu menuturkan, selama masyarakat masih berada di jarak 3 km dari Rinjani, maka masih dalam radius aman.

"Masyarakat sekitar tidak terancam letusan yang mematikan, tapi abu. Kemungkinan abu tipis tapi tidak jatuh sekaligus, tapi terus-menerus. Karena tipis ini membuat abu terbang lebih tinggi tertiup angin dengan kecepatan dan arah angin. Yang jadi masalah adalah penerbangan di sekitar gunung Rinjani," tutur Mbah Rono di Yogyakarta, Kamis (5/11/2015).

"Yang keluar dari Rinjani itu hanya abu yang sangat halus. Karena sifat magma Rinjani lebih memiliki abu halus yang sempurna. Kemungkinan sampai Bali karena abu halus. Kalau abunya kasar, ya jatuh dalam kaldera itu sendiri," imbuh dia.

Dia mengatakan, tipisnya abu vulkanik dari Gunung Anak Rinjani ini yang membuat jarak sebar abu cukup jauh. Maka tak heran jika bandara di Bali ikut terkena dampaknya.

"Ancaman sekitarnya hanya abu. Ini bukan letusan awan panas seperti Merapi dan gunung Raung. Ini abu halus. Ancaman keselamatan penerbangan iya. Sampai kapan? Ya tunggu saja," ujar Mabh Rono. (Ndy/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya