JK: Dokter Jangan Malu Buka Buku di Depan Pasien

Ini demi mewujudkan sistem jaminan kesehatan yang baik untuk masyarakat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 11 Nov 2015, 14:45 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2015, 14:45 WIB
20150625-Wapres JK
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai sistem jaminan kesehatan di Indonesia yang belum terlaksana dengan baik. Hal tersebut disampaikannya saat membuka Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-29.

"Masalah seperti yang dibicarakan tadi adalah sebenarnya kita tahu yaitu masalah sistem kesehatan. Kita tahu, tapi kita sulit melaksanakannya secara utuh," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (11/11/2015).

Demi menopang sistem tersebut, JK meminta agar dokter-dokter harus lebih hati-hati saat mela‎kukan diagnosa.

Dia membandingkan di luar negeri, konsultasi dan diagnosa dokter memakan waktu lama. Biayanya pun mahal, tapi harga obat relatif murah. Dokter dalam negeri juga tidak perlu malu untuk membuka buku-buku di depan pasiennya, demi memberikan diagnosa yang tepat.

"‎Negara lain konsultasi mahal obat murah, kita terbalik. Maaf nih, kadang diagnosis tidak tepat, dikasih saja obat berondongan. Biar kena. Kadang saya marah periksa 500 dollar, obatnya 2 dollar, dokter macam mana ini. Kita kan kalau tidak mahal obatnya berarti dokternya tidak hebat‎," ujar JK.


‎Mantan Ketua Umum Golkar itu juga menyampaikan perlunya menyetarakan antara jumlah pelayanan kesehatan seperti dokter dengan pasien.

"Bagaimana infrastruktur kita yang harus kita benahi dan bagaimana masalah kepulauan yang tidak terbagi betul jumlah layanan kesehatannya?" tanya JK.

Ketua PB IDI Zaenal Abidin, dalam sambutannya, menambahkan Muktamar IDI ke-29 akan diselenggarakan di Medan, Sumatera Utara. Nantinya, muktamar menetapkan AD/ART, pedoman pokok serta garis besar haluan organisasi dan kebijakan nasional serta program kerja IDI.

Muktamar IDI ini akan mengangkat tema 'Peran IDI dalam Peningkatan Layanan Kesehatan Terstruktur di Era Jaminan Kesehatan Nasional'.

"Tema ini mengandung makna bahwa jaminan kesehatan nasional (JKN) akan semakin berdayaguna secara maksimal apabila didukung oleh sistem pelayanan kesehatan atau sistem pelayanan kedokteran yang baik dan kokoh," kata Zaenal. (Nil/Bob)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya