Liputan6.com, Jakarta Kumpulan data dari pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bisa dijadikan sebagai masukan dalam merancang program intervensi kesehatan. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Ulul Albab, SpOG.
"Data itu dianalisa, dikumpulkan, sehingga bisa melakukan intervensi yang cukup tepat," kata Ulul.
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut, ia mengemukakan perlunya upaya tindak lanjut setelah pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis.
Advertisement
"Ketika masyarakat misalnya ditemukan ada masalah atau ada kendala atau mungkin ada masalah kesehatannya, kemana harus diarahkan. Kemudian, dijelaskan dulu kepada masyarakat, tindak lanjutnya seperti apa," katanya mengutip Antara.
Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya disertai dengan program edukasi dan intervensi untuk mencegah dan meminimalkan risiko penyakit.
"Harapannya adalah, ketika misalnya kita sudah melakukan screening kepada masyarakat, kita temukan populasi atau masyarakat dengan penyakit terbesarnya apa, sehingga kita bisa memberikan intervensi dan juga kita bisa memberikan edukasi supaya masyarakat jangan sampai terjangkit masalah penyakit tersebut," lanjutnya.
PB IDI Dukung Cek Kesehatan Gratis
Ulul menyampaikan bahwa Pengurus Besar IDI mendukung program cek kesehatan gratis yang dijalankan oleh pemerintah.
Menurut dia, program itu dapat menjadi sarana promosi untuk mendorong masyarakat menjalankan pola hidup sehat. Program Cek Kesehatan Gratis yang dilaksanakan Senin kemarin merupakan program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan.
Dalam program itu, pemerintah menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan gratis kepada warga yang berulang tahun hingga sebulan kemudian.
Program CKG
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) ulang tahun telah bergulir sesuai waktu yang ditentukan yakni pada 10 Februari 2025. Ini adalah program terbesar dalam sejarah kesehatan Indonesia menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
Untuk mendukung masyarakat dalam memeriksa status keanggotaan BPJS Kesehatan, pemerintah menghadirkan fitur pengingat di aplikasi Satu Sehat Mobile. Fitur ini akan mengingatkan pengguna 30 hari sebelum tanggal ulang tahun mereka, momen yang ideal untuk memastikan keaktifan BPJS.
“Proses aktivasi BPJS membutuhkan waktu hingga 14 hari. Oleh karena itu, pengingat ini sangat berguna agar masyarakat dapat segera mengaktifkannya sebelum diperlukan,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi.
Advertisement
30 Pasien Per Hari
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan kuota pelayanan untuk 30 pasien per hari di setiap puskesmas untuk mendapatkan cek kesehatan gratis.
“Untuk kuota maksimal ini kita lakukan pembatasan supaya nanti masyarakat tidak jengkel waktu datang kok ramai banget dan nunggunya lama. Jadi berkat sistem digital, di tahap awal kita tetapkan kuota yang melalui pendaftaran digital itu 30 dulu per hari. Karena ini 30 tambahan terhadap pelayanan sehari-hari,” kata Maria dalam temu media di Gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (7/2/2025).
“Nanti kita akan evaluasi, kalau bisa ditambah maka kuota itu akan ditambahkan melalui sistem digital tapi di tahap awal kami tetapkan 30 dulu,” tambahnya.