Soal Desahan, Lion Air Akan Buka Rekaman Percakapan Pilot

Pihak Lion Air telah memberikan sanksi kepada kopilot yang bertingkah tidak wajar tersebut. Permanen atau sementara?

oleh Andrie Harianto diperbarui 18 Nov 2015, 20:15 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2015, 20:15 WIB
20150819-Pesawat-Baru-Lion-Air-Tangerang-Edward-Sirait
Pesawat Lion Air Boeing 737 800 NG tiba di Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Rabu (19/8/2015). Lion Air kedatangan pesawat ke 150 Boeing 737, Lion Air Group kini telah mengoperasikan 244 unit pesawat berbagai tipe. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Lion Air membantah laporan Lambertus Maenkom yang menyebut pilot atau kopilotnya menawarkan seorang pramugari janda kepada para penumpang. Bahkan, pihak maskapai akan membeberkan bukti rekaman percakapan pilot-kopilot selama penerbangan berlangsung.

Maskapai swasta terbesar dan mematok tarif rendah ini bahkan menyebut, apa yang diucapkan kopilotnya dalam penerbangan rute Surabaya-Denpasar adalah sebagai ucapan selamat ulang tahun yang disampaikan kepada awak kabin.

"Itu hasil dari investigasi kami dan hasil pemeriksaan saksi-saksi. Kalau perlu CVR kita buka," kata Kepala Humas Lion Air Andi Saladin kepada Liputan6.com, Rabu (18/11/2015).

CVR atau Cockpit Voice Recorder, kata Andi, merekam seluruh percakapan yang ada di ruang pilot dan kopilot.

"Kalau diperlukan akan kita buka untuk pembuktian. Sekali lagi, tidak mungkin pilot kita berbuat seperti itu," ujar Andi.

Sementara itu, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengakui berdasarkan hasil investigasi internal pihaknya menemukan tindakan ketidakpantasan yang dilakukan kopilotnya.

"Terdapat pelanggaran prosedur announcement oleh kopilot berupa ucapan selamat ulang tahun kepada salah satu awak kabin," beber Edward dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu 18 November 2015.

Edward menampik bila perbuatan tidak etis kru Lion Air tersebut karena dalam kondisi mabuk karena mengonsumsi narkoba.

"Kami tegaskan bahwa kopilot kami tidak dalam keadaan mabuk atau dalam pengaruh narkoba seperti yang diberitakan, dan dalam keadaan sehat walafiat. Hal ini diperkuat oleh kesaksian dari Pilot in Command serta awak kabin yang lain," tegas Edward.

Soal suara desahan, Edward kembali membantahnya. Menurut dia, suara tersebut disebabkan karena mikrofon yang digunakan kopilot terlalu dekat dengan bibir dan berakibat nada bicara kopilot seperti orang mendesah.

"Ketika kopilot melakukan announcement, napas dari kopilot tersebut seperti tersengal-sengal (cara bicaranya memang seperti itu) dan posisi mic pada saat itu terlalu dekat dengan bibir sehingga pada saat menarik napas atau pada saat mau berbicara terdengar seperti desahan," ucap Edward.

Kini, pihak maskapai telah memberikan sanksi kepada kopilot tersebut dengan hukuman tidak boleh terbang. (Dry/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya