Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil riset data fenomena alam dan berbagai bencana yang terjadi di tahun 2015 juga tahun-tahun sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi akan terjadi sejumlah bencana alam pada 2016.
BNPB memperkirakan, bencana hidrometerologi yakni banjir, longsor, dan puting beliung masih mendominasi selama 2016 dengan puncak bencana pada Januari hingga Februari 2016.
"Untuk fenomena La Nina, kemungkinan akan menguat di 2016. Selain itu, potensi kebakaran masih tetap tinggi, khususnya Sumatera dan Kalimantan, namun dengan skala yang lebih kecil," terang Sutopo kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (18/12/2015).
Sementara untuk bencana gempa bumi, Sutopo mengaku pihaknya belum bisa memprediksi seberapa besar dan sering akan terjadi.
"Tapi kemungkinan terjadi di jalur subduksi di laut dan jalur sesar di darat. Termasuk potensi tsunami menjadi sangat tergantung dari besaran gempa," imbuh Sutopo.
Baca Juga
Sutopo juga menjelaskan, selama 2016 wilayah yang paling berpotensi banjir, longsor, dan puting beliung adalah Pulau Jawa. Bencana tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi sejak Januari.
BNPB memprediksi, terdapat 315 kabupaten/kota berada di daerah bahaya banjir. Dari wilayah tersebut, terdapat 63,7 juta jiwa yang berpotensi terdampak banjir.
"Masalahnya, belum semua sungai di Indonesia memiliki tanggul sungai, sehingga saat banjir, air mudah melimpah," urai Sutopo.
Selain itu, 274 kabupaten/kota di Indonesia juga terancam bahaya longsor. Untuk mengantisipasi longsor, Sutopo menerangkan, BNPB membutuhkan ratusan sistem peringatan dini (early warning system). Namun, alat yang ada saat ini jumlahnya baru 50 unit.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, petugas BNPB telah memasang jaring yang terbuat dari sabut kelapa di tebing-tebing wilayah yang rawan longsor.
"Alat alternatif itu telah diuji dan mampu digunakan hingga puluhan tahun," tandas Sutopo.