Dampak Dimaki Ahok, Anak Ibu Muda dari Koja Malu ke Sekolah

Yusri disebut Ahok sebagai maling karena diduga mencairkan dana KJP.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 22 Des 2015, 19:13 WIB
Diterbitkan 22 Des 2015, 19:13 WIB
Nafiysul Qodar/Liputan6.com
Warga Koa Yusri Isnaeni melaporkan Ahok ke polisi (Nafiysul Qodar/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ibu muda dari Koja, Yusri Isnaeni (32) mengaku kesal dengan sikap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang 'memaki' dirinya di Balaikota, Jakarta, saat mempertanyakan teknis penggunaan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Saat itu, Yusri disebut Ahok sebagai maling karena diduga mencairkan dana KJP.

Dari peristiwa itu, Yusri mengaku harus menanggung rasa malu lantaran terus dicemooh para tetangganya. Malah menurut Yusri, tidak hanya dirinya yang menjadi korban cemoohan, putri keduanya A yang duduk di kelas 3 SD Al Khoiriyah, Koja, Jakarta Utara, juga merasakan hal yang sama.

"Ya anak-anak sekarang sudah nonton TV. Mungkin dikasih tahu sama orang tuanya juga kan. Anak saya jadi korban jadinya. Malu juga dia," kata Yusri saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta Utara, Selasa (22/12/2015).

Malahan menurut Yusri, A sudah tidak mau bersekolah lagi. Selain malu, putri bontotnya itu juga saat ini cenderung lebih banyak diam. Ia tak mau tinggal diam. Yusri pun mengaku sempat mendatangi ke sekolah A untuk menjelaskan peristiwa sebenarnya ke guru-guru di sekolah dan teman-teman anaknya.

"Dari sebelum libur dia (A) sudah enggak mau masuk sekolah. Dicemooh teman-temannya. Belum lagi teman mainnya di rumah. Saya sih sudah ke sekolahnya juga buat jelasin ke guru-guru di sekolah sama teman-temannya," beber janda anak dua itu.

Dari situ Yusri mengaku akan kembali meminta pertanggungjawaban Ahok. Lantaran saat ini makian maling juga diterima anaknya.

"Ya lanjut saja pokoknya kasusnya. Saya mau dia (Ahok) turun langsung minta maaf ke saya dan anak saya," tutup Yusri.

Alasan Ahok

Ahok‎ membeberkan alasan terkait sebutan maling kepada Yusri Isnaeni, ibu muda dari Koja, Jakarta Utara, yang menanyakan soal Kartu Jakarta Pintar (KJP). Saat itu Yusri mengadu ke Ahok lantaran dipotong 10 persen ‎saat mencairkan dana KJP milik anaknya.

Padahal sesuai peraturan, uang KJP tidak bisa dicairkan dalam bentuk tunai. Dana bantuan itu hanya bisa digunakan untuk kebutuhan sekolah anak di tempat-tempat yang telah disediakan.

"Saya juga marah-marah, enak saja dia mengambil uang kita, itu pelanggaran. Kalau kamu mengambil uang kontan itu pelanggaran, terus kamu menggunakan KJP anakmu itu pelanggaran, jelas. Makanya saya bilang mencuri (maling) uang‎," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Kamis (17/12/2015).

‎Ahok tidak ingin dana KJP itu disalahgunakan karena kebijakan penggunaannya tidak bisa diuangkan secara tunai.

"Sebagai gubernur saya harus menjaga uang rakyat supaya tidak dicuri. Kalau Anda mau menguangkan, berarti Anda mengambil uang yang bukan hak Anda, itu mencuri," ucap dia.

Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan tak takut jika ketegasannya itu berdampak pada karier politiknya di DKI. Ia tak khawatir warga memusuhinya asalkan ‎Jakarta tertata dengan baik dan terlepas dari praktik korupsi mulai dari hal yang paling kecil.

Lainnya

Selain berita seputar 'perseteruan' Ahok dengan ibu muda dari Koja, berikut ini berita-berita menarik yang terjadi di Ibukota:

1.  4 Metro Mini 'Zombie' Perenggut Nyawa

Sejumlah penumpang duduk di dalam metromini di Terminal Blok M Jakarta, Senin (21/12/2015). Meski diwarnai isu pemogokan namun sebagian pengemudi metromini memilih tetap beroperasi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaha Purnama atau Ahok geram oleh ulah Metro Mini yang ugal-ugalan. Ahok pun melarang Metro Mini 'zombie' atau yang tak laik jalan melenggang bebas di Jakarta.

Baca daftar kecelakaan maut Metro Mini yang dirangkum Liputan6.com selengkapnya di tautan ini.

2. Identitas Pilot dan Kru Pesawat Nyabu Terungkap

Sandi Haryadi, nama pilot yang ditangkap BNN karena berpesta sabu dan ganja. (Istimewa)
Seorang pilot dan 2 awak kabin sebuah maskapai penerbangan swasta nasional ‎tertangkap basah oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Banten sedang berpesta sabu. Mereka juga tertangkap basah saat menggunakan ganja.

Sandi Haryadi, nama pilot yang ditangkap BNN tersebut. Kepala BNN Banten Komisaris Besar Heru Febrianto menyebut Sandi adalah pilot yang dikenal cerdas di lingkungan kerjanya. Oleh karena itu, pihak maskapai menyayangkan apa yang diperbuat anggotanya.

Selengkapnya...

3. Di PHK, Sopir Bus Transjakarta Mengadu ke Ahok

Bus Transjakarta (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
56 Pramudi Transjakarta dari operator PT Jakarta Mega Trans (JMT) di-PHK. Mereka mendapat surat pemberhentian itu sejak 21 Desember lalu.

Sejak pagi, para pramudi berkumpul di pool Transjakarta Kampung Rambutan. Rupanya, tidak ada respon dari perusahaan. Mereka pun memutuskan datang ke Balaikota Jakarta guna mengadukan nasib mereka ke Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya