Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan berbagi cerita mengenai sosok Gus Dur. Bagi Luhut, ada cerita unik dan aneh tentang pemilik nama lengkap Abdurrahman Wahid itu, yang sudah dikenalnya sejak lama.
‎"Suatu ketika, saya jadi Danrem (Komandan Resort Militer) Madiun dan harus jadi Dubes (Dubes RI untuk Singapura) Juni 1999. Saya selalu cerita ini karena tidak bisa lupa dan aneh," ujar Luhut dalam talkshow 'Menghadirkan Kembali Spirit Gus Dur' di Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta Pusat, Selasa (22/12/2015).
Sesaat sebelum berangkat ke Singapura, kata Luhut, dirinya diundang Gus Dur buka puasa bersama di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur. Di situ Gus Dur mengatakan dirinya akan menjadi presiden.
"Masih 15 menit sebelum buka, dia cerita dan ketawa. Katanya saya tidak usah berangkat jadi dubes, saya sebentar lagi jadi presiden. Saya Letjen (Letnan Jenderal) dibilang tidak usah berangkat," kata dia.
"Nanti Pak Luhut tanya, saya dapat bisikan jadi presiden. Saya tidak mau jadi musuhnya. Padahal dalam hati, suka-sukamulah," sambung Luhut, sembari tertawa.
Namun, lanjut Luhut, ketika itu tidak mungkin dirinya membatalkan diri menjadi dubes. Maka dia berangkat pada September 1999 ke Singapura. Tak lama kemudian, dia juga mengundang Gus Dur ke Singapura.
"Tugas saya membawa pulang teman-teman Tionghoa pulang ke Indonesia. Saya ajak Gus Dur ke Singapura juga. Ongkosnya saya yang urus. Saya bikin seminar besar," ujar dia.
Baca Juga
"Gus Dur bilang, 'Luhut terlalu over qualified jadi dubes. Saya bulan depan akan jadi presiden'. Mati aku, iki piye tiba-tiba ngomong bulan depan mau jadi presiden. Kalau tidak salah pemilihan itu akhir Oktober (1999)," ucap mantan Kepala Kantor Staf Presiden.
Menurut Luhut, dirinya akan ditarik sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) jika Gus Dur menjabat presiden. Luhut pun heran, asal rumus Gus Dur menjadi kepala negara.
"Pokoknya kalau saya jadi presiden, saya panggil Luhut jadi KSAD dan saya jadikan jenderal. Logika saya, dari mana rumusnya dia bisa jadi presiden? Tidak mungkin lah," ujar Luhut menirukan ucapan Gus Dur ketika itu. Â
Saat yang dinanti-nantikan pun tiba. Luhut menonton pemilihan presiden yang dilaksanakan di MPR. Dia kaget, karena nama Gus Dur keluar berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri, sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.
"Gus Dur menang dan salawat. Saya enggak percaya. Padahal, dia baru ngomong itu beberapa minggu lalu," kata dia.
Sementara, hadir juga dalam talkshow Haul ke-16 Gus Dur ini yakni Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, ‎budayawan Sujiwo Tejo, dan peneliti pemikiran Gus Dur KH Yahya M Staquf‎.
Advertisement